Dugaanbukti alkitabiah yang disajikan untuk bumi datar ada empat dan mencakup 1) cakrawala, 2) air dan langit di atas, 3) bumi tidak bergerak, dan 4) teks-teks khusus yang diduga merujuk pada bumi yang datar.18 Bukti sering hanya diposting di berbagai halaman web tanpa penjelasan apapun.
PENDAPAT KELOMPOK PRO Kelompok ini percaya bahwa bumi itu DATAR karena Alkitab menuliskan, diantaranyaDan. 410-11 Adapun penglihatan yang kudapat di tempat tidurku itu, demikian di tengah-tengah bumi ada sebatang pohon yang sangat tinggi; pohon itu bertambah besar dan kuat, tingginya sampai ke langit, dan dapat dilihat sampai ke ujung seluruh bumiPendapat Ayat diatas tersebut membuktikan bahwa si penulis alkitab menganggap bahwa bumi itu datar, karna tidak mungkin orang bisa melihat seluruh bagian bumi walaupun orang tersebut berada diatas pohon dan gunung tertinggi di dunia sekalipun. Ini menunjukkan bahwa hal itu hanya berlaku jika bumi itu 194-6 195-7 tetapi gema mereka terpencar ke seluruh dunia, dan perkataan mereka sampai ke ujung bumi. Ia memasang kemah di langit untuk matahariyang keluar bagaikan pengantin laki-laki yang keluar dari kamarnya, girang bagaikan pahlawan yang hendak melakukan perjalanannya. Dari ujung langit ia terbit, dan ia beredar sampai ke ujung yang lain; tidak ada yang terlindung dari panas Pada ayat tersebut selain menunjukkan bahwa matahari mengelilingi bumi, juga dikatakan bahwa TIDAK ADA YANG TERLINDUNG DARI PANAS SINARNYA. Hal ini membuktikan bahwa Alkitab menganut paham bahwa bumi itu DATAR. Kerena bumi yang bulat tidak mungkin bisa tersinari oleh matahari secara penuh. Pasti ada bagian yang terlindung dari sinar juga kristen yg mengatakan bahwa bumi itu bulat berdasarkan ayat berikut 4022 Dia yang bertakhta di atas bulatan bumi yang penduduknya seperti belalang; Dia yang membentangkan langit seperti kain dan memasangnya seperti kemah kediaman!Ayat hasil perkosaan dari LAI tersebut sama sekali tidak dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya, LAI dengan sengaja merubah ayat alkitab demi meluruskan niat mereka untuk menutupi kebobrokan alkitab. Dan mari kita bandingkan dengan ayat alkitab versi KJV berikut 4022 It is he that sitteth upon the circle of the earth, and the inhabitants thereof are as grasshoppers; that stretcheth out the heavens as a curtain, and spreadeth them out as a tent to dwell inDan sekarang coba kita lihat ayatnya dalam bahasa Ibrani berikut ini Yesaya 4022 הישב על־חוג הארץ וישביה כחגבים הנוטה כדק שמים וימתחם כאהל לשבתDisana dikatakan bentuk bumi ialah "Circle" atau lingkaran, dan dalam kitab Yesaya dalam bahasa aslinya, yakni bahasa Ibrani, kita akan mendapatkan kata berikut "ח֣וּג" yang artinya "Circle/Lingkaran". Jadi kesimpulannya menurut alkitab bentuk bumi itu serupa dengan uang koin yg berbentuk lingkaran saya tambahkan sendiri tentang kata-kata dalam Alkitab yang mendukung teori iniUjung-ujung bumi Ul. 2849; 3317; Neh. 19; Ayb. 2829; Maz. 1914; 658; 1357; Yes. 89; 135; 2416; Luk. 1131; Kis. 18. Keempat penjuru Bumi & ujung langit ke ujung langit lainnya Mat. 431; Mar. 1327.PENDAPATKELOMPOK KONTRAKelompok ini percaya bahwa bumi itu BULAT karena Alkitab menuliskan, diantaranyaYes. 4022Pada saat ilmuwan Nicolas Copernicus mengatakan bahwa matahari adalah pusat dari tata surya dan Christopher Columbus berusaha meyakinkan orang bahwa bumi adalah bulat. Reaksi masyarakat pada waktu itu adalah mengatakan kedua orang ini adalah orang China Chung-Kuo kuno mempunyai pemahaman bahwa bumi ini datar sehingga negara mereka disebut "negara kerajaan tengah" 中- ZHONG/CHUNG = tengah; 国 – GUO/KUO = negara, negara lain merupakan negara-negara pinggiran belaka. kata Ibrani חוג - KHUG, khet - vav – gimel, bermakna lingkaran, bulatan, atau apa saja yang bulat dan tidak memiliki sudut. Dalam bahasa Inggris diterjemahkan dengan circle, circuit, compass. Asal katanya adalah kata kerja dengan kata yang sama חוג - KHUG yang berarti melingkari, mengelilingi, menggambarkan suatu bulatan. Menurut Gesenius's Lexicon kata ini bermakna a circle, menerjemahkan kata Ibrani חוג - KHUG dengan γυρο - GUROS. Kata inilah yang diserap menjadi kata "GYRO" dalam bahasa Inggris. Pagninus menerjemahkan kata ini dalam bahasa Latin dengan "super sphaeram, sphere" bola/globe yang super. Montanus Vatablus menerjemahkannya dengan "globum". Sedangkan Vitringa menerjemahkannya dengan "super orbem telluris", semuanya merujuk kepada bulat seperti baca Gereja Roma Katolik "tempo doeloe" menganggap bumi ini datar karena ada ungkapan tentang ujung bumi namun sepertinya mereka dulu tidak menyadari bahwa "ujung bumi" itu bermakna alegoris. Barangkali waktu itu mereka "belum" menyelidiki Alkitab Vulgata yang menulis "qui sedet super gyrum terrae".PENDAPAT YANG OBYEKTIFAlkitab bukanlah buku sains. Tidak seperti sains yang bertolak dari ilmu filsafat yang sarat dengan pemikiran logikal, taksonomial pengelompokan, dan rasional, tetapi Alkitab merupakan buku yang sarat dengan pemikiran yang menyeluruh, lengkap dengan gaya retoris penyampaian dengan keindahan tetapi logis, dan berpusat kepada maksud karya Allah sendiri terhadap kita bisa mengambil kesimpulan bahwa dalam konteks ini, Alkitab pun tidak berbicara secara eksplisit tentang bumi itu datar atau bulat. Ayat-ayat Alkitab di atas dituliskan bukan untuk menjelaskan teori bentuk bumi ini baik secara eksplisit tersurat maupun implisist tersirat. Gaya bahasa digunakan oleh si penulis Kitab dengan tujuan yang sama, yaitu menekankan pada berita utamanya sering disebut makna tunggal, bukan pada teks sederhana Dalam Kis. 18. Tidak berbicara tentang teks tunggal "ujung bumi", tetapi makna tunggalnya adalah menunjuk pada perluasan pekabaran Injil Kristus dan wilayah pusat dunia yaitu obyektif, justru ilmu filsafat harus mampu membuktikan suatu teori apapun termasuk teori bentuk bumi dan semestinya justru akan mendukung data-data dalam Alktiab sekaligus tidak menentang Alkitab. Contohnya, seorang ilmuwan bernama Dr. Jason Lisle, dengan lulusan terbaik Summa Cum Laude dari Wesleyan University. Dia seorang Astronomer dan Fisikawan Sekuler yang menjelaskan teori-teori Astronomi, Fisika, Matematika, dan Astrofisik yang kemudian justru pendapatnya mendukung data-data teks Alkitab. Silakan cek di alamat berikut Alkitab seharusnya tidak dipaksakan untuk mendukung teori-teori filsafat, tetapi sebaliknya, teori filsafat justru dibutuhkan untuk mendukung data-data Alkitab. Ini tidak berarti bahwa Alkitab tidak lengkap. Seperti di awal tadi, Alkitab adalah buku tentang Allah dan karya-Nya bagi manusia di dalam kronologi sejarah nyata. Gaya bahasa yang dipakai para penulisnya adalah retoris dan tidak bisa DITAFSIRKAN dengan sembarangan untuk tujuan tertentu selain berita dalam makna tunggal-nya, bukan kata tunggalnya. MenurutAlkitab, Bumi itu Datar. September 10, 2018. RISING POST IN 3 DAYS. PERAYAAN EKARISTI TAHBISAN EPISKOPAL Agenda April 22, 2022. Rumah Doa umat Katolik Agenda November 21, 2017. Jadwal Komunitas Misa Jumat Agenda October 4, 2019. Enam Imam Baru akan Agenda November 24, 2017.Baru-baru ini, konferensi tahunan para penganut teori bumi datar digelar untuk pertama kalinya. Acara Flat Earth International Conference FEIC tersebut dihelat di Raleigh, Carolina Utara, Amerika Serikat pada 9-10 November lalu. Konferensi itu mengklaim bahwa bentuk bumi adalah datar atau seperti bentuk cakram piringan dan bukanlah bulat seperti yang telah diakui para ilmuwan dunia. Salah satu dalil yang mereka kutip adalah bersumber dari Alquran yang menyebutkan bahwa bumi adalah bentuk 'hamparan'. Namun demikian, pakar Alquran Indonesia Dr KH Ahsin Sakho Muhammad mengatakan, teori bumi datar tersebut hanya melihat bentuk bumi dari sisi pandangan mata saja. Namun jika dilihat secara keseluruhan, menurutnya, bumi berbentuk bulat. Ia mengatakan, ada beberapa ayat dalam Alquran yang mendukung teori bahwa Bumi berbentuk bulat. "Seandainya bumi berbentuk cakram, juga tidak akan menambah keimanan kita, juga kalau kita ingkari tidak akan mengurangi keimanan kita. Jadi silakan saja berteori. Tapi, ada tanda-tanda di dalam Alquran, yakni takwir atau qurah, yang artinya bola atau lingkaran," kata Kiai Ahsin, saat dihubungi Jumat 24/11. Dikatakan Kiai Ahsin, dalam surat Az-Zumar ayat 5, menunjukkan bahwa bumi berbentuk seperti bola atau bulat. "Dia menciptakan langit dan bumi dengan tujuan yang benar; Dia menutupkan/menggilirkan takwir malam atas siang dan menutupkan siang atas malam dan menundukkan matahari dan bulan, masing-masing berjalan menurut waktu yang ditentukan. Ingatlah Dia-lah yang Maha Perkasa lagi Maha Pengampun."Menurutnya, takwir ini berarti 'bola' atau 'menggelindang'. Karena bentuk bumi yang bulat itulah, waktu antara siang dan malam silih sepengetahuannya, teori Big Bang menyebutkan asal mula terbentuknya bumi. Teori ini menyatakan, bahwa alam semesta berasal dari kondisi super padat dan panas, yang kemudian meledak dan mengembang sekitar miliar tahun yang lalu. Serpihan dari ledakan itu membentuk bumi dan planet-planet lainnya."Sementara ini, baik itu pakar dari Barat dan ulama kaum Muslimin menerima itu. Begitu meledak, partikel yang ada di ruang udara yang hampa itu terus ada. Bahkan, menurut sebagian ulama bahwa partikel-partikel itu masih terus berjalan, yang akhirnya menjadi bumi. Kemudian Allah menjadikan bumi dingin," yang pertama kali ditemukan oleh Abbe Georges Lemaitre, seorang kosmolog asal Belgia pada 1920-an itu, dikatakan Kiai Ahsin, ini sesuai dengan firman Allah dalam surat Al-Anbiya ayat 30. Yang mana disebutkan, bahwa langit dan bumi pada awalnya menyatu."Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka, mengapakah mereka tiada juga beriman?"Kiai Ahsin juga mengatakan, bahwa bumi berjalan mengelilingi matahari dan bulan mengelilingi bumi. Teori bumi berjalan dalam peredarannya, menurutnya, ditegaskan dalam surat An-Naml ayat 88, yang berbunyi "Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal ia berjalan sebagai jalannya awan. Begitulah perbuatan Allah yang membuat dengan kokoh tiap-tiap sesuatu; sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan."Sedangkan bulan mengitari Bumi seperti terkandung dalam surat Asy-Syam, ayat 1-2. "Demi matahari dan cahayanya di pagi hari, dan bulan apabila mengiringinya."Selanjutnya, teori bumi berjalan dan tidak diam juga tercantum dalam surat Yasin ayat 38-40. "Dan matahari berjalan di tempat peredarannya demikianlah ketetapan yang Maha Perkasa lagi Maha mengetahui. Dan telah Kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga setelah Dia sampai ke manzilah yang terakhir Kembalilah Dia sebagai bentuk tandan yang tua. Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malam pun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya."Dari ayat tersebut dijelaskan, bahwa semua benda langit termasuk bumi, bulan, matahari, berjalan sesuai garis edarnya. Dalam hal ini, Kiai Akhsin mengatakan, kata 'Yasbahun' atau 'Yasbah' memiliki arti 'berenang'. Maksudnya, semua benda langit itu berenang di cakrawala alam semesta. Dari tim tafsir ilmi Kementerian Agama saat berdiskusi dengan Ketua LIPI Almarhum Prof Umar Anggara Jenie, mereka cenderung mengartikan 'yasbaha' dengan kata 'berenang' dan bukannya menjadi kekuasaan Allah, seluruh benda langit itu tidak saling bertabrakan dan bergerak pada garis edarnya masing-masing. Selanjutnya, Kiai Ahsi menambahkan, bahwa perbedaan waktu antara satu belahan bagian bumi dengan belahan lainnya juga menunjukkan bahwa bumi itu bulat.
Tetapihal itu ternyata sudah tertulis dalam Kitab Yesaya (abad 7 S.M., atau lebih dari 2000 tahun sebelum Columbus!), dan bahkan dalam kitab Ayub yang lebih kuno lagi sudah dikatakan bahwa bumi tidak digantung atau disangga tiang-tiang (sekelilingnya kosong)! Dari mana penulis-penulis Alkitab itu mengetahui hal itu?Understanding the eschatology of each group or ecclesiastical school is quite diverse because this subject is indeed a difficult thing. This paper, Pengaruh Kosmologi Bumi Datar dalam Eskatologi Alkitab The Influence of Flat Earth Cosmology in Bible Eschatology, aims to re-explore biblical texts relating to eschatology or the end of time. Of all the biblical texts available, it is found that the end times do not talk about the destruction of the earth and/or the universe and replace it with something completely or absolutely new, but only include natural disasters without destroying the absolute earth and/or the universe, so it is the renewal of the earth/universe that exists, now, inhabited by humans. This paper is the result of library research using the historical-critical hermeneutic method of the biblical texts used, including the two-source theory for the synoptic gospels. What is intended in this paper is that many eschatological texts or the texts discuss about the end times in the Bible, both Old Testament as also the New Testament, are strongly influenced by the understanding of flat-earth cosmology, so that reading of these biblical texts should not be carried out using the understanding of modern round-earth cosmology round. AbstrakPemahaman eskatologi masing-masing kelompok atau aliran gerejawi cukup beragam karena memang pokok ini adalah hal yang sulit. Makalah ini, Pengaruh Kosmo-logi Bumi Datar dalam Eskatologi Alkitab, bertujuan untuk menggali ulang teks-teks biblis yang berkaitan dengan eskatologi atau akhir zaman. Dari semua teks biblis yang ada, maka ditemukan bahwa akhir zaman tidak berbicara mengenai penghancuran bumi dan/atau alam semesta dan menggantikannya dengan sesuatu yang sepenuhnya atau mutlak baru, melainkan hanya menyertakan bencana-bencana alam tanpa menghancur-kan mutlak bumi dan/atau alam semesta, sehingga itu merupakan pembaruan bu-mi/alam semesta yang ada, yang sekarang, yang didiami manusia. Makalah ini merupa-kan hasil penelitian kepustakaan dengan menggunakan metode hermeneutik historis-kritis atas teks-teks biblis yang digunakan, termasuk teori dua sumber bagi Injil-injil sinoptik. Yang hendak dibuktikan dalam makalah ini adalah terdapat banyak teks eskato-logis atau tentang akhir zaman dalam Alkitab baik Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru yang sangat dipengaruhi oleh pemahaman kosmologi bumi datar flat-earth cosmology, sehingga pembacaan teks-teks biblis tersebut tidak boleh dilakukan dengan menggunakan pemahaman kosmologi bumi bulat round-earth cosmology. Content may be subject to copyright. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Copyright© 2020; BIA’, ISSN 2655-4666 print, 2655-4682 online 90 Pengaruh Kosmologi Bumi Datar dalam Eskatologi Alkitab Asigor P. Sitanggung Sekolah Tinggi Filsafat Theologi Jakarta asigorps DOI Abstract Understanding the eschatology of each group or ecclesiastical school is quite diverse because this subject is indeed a difficult thing. This paper, Pengaruh Kosmologi Bumi Datar dalam Eskatologi Alkitab The Influence of Flat Earth Cosmology in Bible Eschatology, aims to re-explore biblical texts relating to eschatology or the end of time. Of all the biblical texts available, it is found that the end times do not talk about the destruction of the earth and/or the universe and replace it with something completely or absolutely new, but only include natural disasters without destroying the absolute earth and/or the universe, so it is the renewal of the earth/universe that exists, now, inhabited by humans. This paper is the result of library research using the historical-critical herme-neutic method of the biblical texts used, including the two-source theory for the synoptic gospels. What is intended in this paper is that many eschatological texts or the texts discuss about the end times in the Bible, both Old Testament as also the New Testament, are strongly influenced by the understanding of flat-earth cosmology, so that reading of these biblical texts should not be carried out using the understanding of modern round-earth cosmology round. Keywords cosmology; destruction of the earth; end times; eschatology; flat earth; natural disasters; renewal of the earth Abstrak Pemahaman eskatologi masing-masing kelompok atau aliran gerejawi cukup beragam karena memang pokok ini adalah hal yang sulit. Makalah ini, Pengaruh Kosmo-logi Bumi Datar dalam Eskatologi Alkitab, bertujuan untuk menggali ulang teks-teks biblis yang berkaitan dengan eskatologi atau akhir zaman. Dari semua teks biblis yang ada, maka ditemukan bahwa akhir zaman tidak berbicara mengenai penghancuran bumi dan/atau alam semesta dan menggantikannya dengan sesuatu yang sepenuhnya atau mutlak baru, melainkan hanya menyertakan bencana-bencana alam tanpa menghancur-kan mutlak bumi dan/atau alam semesta, sehingga itu merupakan pembaruan bu-mi/alam semesta yang ada, yang sekarang, yang didiami manusia. Makalah ini merupa-kan hasil penelitian kepustakaan dengan menggunakan metode hermeneutik historis-kritis atas teks-teks biblis yang digunakan, termasuk teori dua sumber bagi Injil-injil sinoptik. Yang hendak dibuktikan dalam makalah ini adalah terdapat banyak teks eskato-logis atau tentang akhir zaman dalam Alkitab baik Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru yang sangat dipengaruhi oleh pemahaman kosmologi bumi datar flat-earth cosmology, sehingga pembacaan teks-teks biblis tersebut tidak boleh dilakukan dengan menggunakan pemahaman kosmologi bumi bulat round-earth cosmology. Kata kunci akhir zaman; bencana alam; bumi datar; eskatologi; kosmologi; pembaharuan bumi; penghancuran bumi Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Kontekstual ISSN 2655-4666 print, 2655-4682 online Volume 3, No 1, Juni 2020; 90-101 Available at Asigor P. Sitanggung Pengaruh Kosmologi Bumi Datar dalam Eskatologi Alkitab Copyright© 2020; BIA’, ISSN 2655-4666 print, 2655-4682 online 91 1. Pendahuluan Eskatologi berasal dari kata εχαο eskhatos yang berarti yang terakhir’ atau hal-hal yang terakhir’.Eskatologi berarti cabang ilmu teologi yang mempelajari atau memba-has topik akhir zaman. Yang dimaksud dengan akhir zaman adalah berakhirnya alam semesta ciptaan Tuhan dan digantikan dengan bumi baru dan langit baru. Eskatologi sendiri mencakup periode waktu yang panjang, bahkan sangat panjang. Bagi aliran teologi tertentu, malah periode eskatologis dimulai sejak kebangkitan Yesus Kristus. Kebangkitan-Nya dipahami sebagai permulaan zaman akhir ἐχά ου ͂ ν ἡ μερ͂ ν. Ujung dari zaman akhir adalah akhir zaman υνελείᾳ οῦ αἶ νο, yaitu kedatangan-Nya kembali. Merriam-Webster Dictionary mendefinisikan kosmologi sebagai a sebuah cabang metafisika yang berkaitan dengan natur alam semesta, atau sebuah teori yang menjelas-kan tatatan alam semesta; b sebuah cabang astronomi yang berurusan dengan asal-mula, struktur, dan relasi-relasi waktu-tempat dari alam semesta, atau teori-teori yang berhubungan dengan hal-hal dengan demikian dapat dipahami sebagai sebuah bagian dari ilmu pengetahuan. Namun dalam konteks makalah ini, definisi pertama yang digunakan, yaitu teori atau paham atau gagasan yang menjelaskan tatanan alam semesta, yang juga mencakup bumi. Dalam makalah ini, yang hendak dibuktikan adalah bahwa kosmologi bumi datar yang dipahami pada umumnya oleh masyarakat kuno yang menghasilkan Alkitab, baik Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru memengaruhi secara kuat gagasan akhir zaman dalam Alkitab. Kosmologi bumi datar mesti dipahami untuk memahami apa yang dimaksud oleh Alkitab ketika ia berbicara tentang akhir zaman dan tidak boleh dibaca dalam pemahaman kosmologi bumi bulat yang modern. Ketika upaya dekonstruksi ini dilakukan, maka ditemukan bahwa Alkitab tidak sedang mengajarkan gagasan tentang akhir zaman yang menghancurkan secara menyelu-ruh bumi dan/atau alam semesta, melainkan merestorasi alam. Akhir zaman biblis hanya menyertakan bencana alam tetapi bukan destruksi total atas bumi dan alam semesta. 2. Metode Penelitian Makalah ini merupakan hasil penelitian kepustakaan dengan menggunakan metode her-meneutik historis-kritis atas teks-teks biblis yang digunakan. Yang hendak dibuktikan dalam makalah ini adalah banyak teks-teks eskatologis atau tentang akhir zaman dalam Alkitab khususnya Perjanjian Baru sangat dipengaruhi oleh pemahaman kosmologi bumi datar flat-earth cosmology, sehingga pembacaan teks-teks biblis tersebut tidak boleh dilakukan dengan menggunakan pemahaman kosmologi bumi bulat round-earth cosmology. Pembaca-pembaca modern modern readership mesti membaca teks-teks Douglas ed. penyelia Ensiklopedia Alkitab Masa Kini jilid 1 Jakarta YKBK, 1995, 286. entri cosmology. BIA’ Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Kontekstual, Vol 3, No 1 Juni 2020 Copyright© 2020; BIA’, ISSN 2655-4666 print, 2655-4682 online 92 eskatologis dalam Alkitab tersebut sebagaimana dipahami oleh orang-orang pada masa teks-teks tersebut muncul dan ditulis. 3. Pembahasan Kosmologi Yunani Kuno Mitologi Yunani – Bumi itu Bulat atau Datar? Kebanyakan filsuf Yunani pra-Sokrates meyakin bahwa bumi adalah datar. Beberapa ahli berkata bahwa para pengikut Pithagoras yang mengajarkan kosmologi bumi bulat spherical. Sebagian lain mengatakan bahwa Parmenides yang pertama kali meng-ajukan gagasan tersebut. Namun sebaliknya, Plato, dalam bukunya Phaedo 110b, menegaskan bahwa bumi itu bulat. Aristoteles juga kemudian berargumen bahwa bumi itu bulat. Aristoteles memperoleh banyak pengikut. Walau demikian, lawannya tidak kalah kuat. Di antara mereka adalah, Thales, Simplicius dan Anaxagoras. Namun dalam perjalanan sejarah, argumentasi-argumentasi Anaxagoras dkk. lebih diterima oleh publik pada zaman itu. Plato dan kemudian Aristoteles gagal dalam menyakinkan masyarakat bahwa bumi adalah memberikan argumentasi matahari yang dalam pengamatan bergerak dari Timur ke Barat dari titik pengamatan di bumi menghasilkan horizon yang datar. Menurut Couprie, Aristoteles tidak benar-benar mampu mengalahkan argumentasi Anaxagoras. Padahal menurutnya, itu sesungguhnya adalah ilusi optikal. Konklusi horizon datar akan tetap didapat, entah seseorang berpandangan kosmologi bumi datar ataupun bumi bulat. Gambar 1 Model kosmologi bumi datar yang diyakini oleh budaya- budaya kuno termasuk Mesir, Yunani-Romawi, dan juga Ibrani. © Dirk L. Couprie, Heaven and Earth in Ancient Greek Mythology New York Springer, 2011, h. 181. Jean-Claude Pecker, Understanding the Heavens Thirty Centuries of Astronomical Ideas from Ancient Thinking to Modern Cosmology Berin Springer Verlag, 2001, 43. Thales dan filsuf-filsuf Yunani lainnya memiliki pemahaman kosmologi bumi datar yang sama dengan budaya-budaya kuno lainnya, seperti Mesir dan Ibrani. Couprie, Heaven and Earth, 181. Couprie melakukan sebuah kajian yang menarik sekali, dengan menggunakan argumentasi kedua belah pihak, dan melihat bagaimana Aristoteles tidak berhasil melihat bahwa itu bergeraknya matahari. Asigor P. Sitanggung Pengaruh Kosmologi Bumi Datar dalam Eskatologi Alkitab Copyright© 2020; BIA’, ISSN 2655-4666 print, 2655-4682 online 93 Οὐραν dalam Mitologi Yunani Kuno Dalam Alkitab Perjanjian Baru, οὐραν οuranos seringkali digunakan untuk merujuk kepada tiga hal yang berbeda, yaitu langit, angkasa ataupun surga. Dalam bahasa Latin, ia disebut Uranus. Dalam mitologi Yunani kuno, Ouranos adalah dewa personifikasi dari langit. Ouranos adalah anak sekaligus suami dari Gaia, putri dari Chaos. Ia adalah salah satu dewa primordial protogenos atau yang pertama. Orang-orang Yunani kuno membayangkan langit Yun. οὐραν sebagai sebuah dome atau kubah yang solid dari kuningan, didekorasi dengan bintang-bintang, di mana sudut-sudutnya turun hingga batasan-batasan paling jauh dari bumi datar. Ouranos juga dipahami sebagai langit secara harfiah, sama halnya dengan Gaia Gaea adalah bumi secara harfiah. Ouranos and Gaia memiliki 12 putra dan 6 putri. Ia mengurung yang paling tua dari anak-anaknya – raksasa Kyklopes Cyclopes – Mata Satu dan Hekatonkheires Hundred Handers – Ratusan Tangan –jauh ke dalam perut bumi. Karenanya, Gaia menderita sakit yang luar biasa dan membujuk anak-anak Titannya untuk memberontak. 4 dari anaknya berasa di sudut-sudut bumi, siap untuk menangkap ayah mereka ketika ia turun ke bu-mi, sementara anak kelima, Khronos Cronus, mengambil tempat di tengah dan menge-birinya dengan sabit adamantine logam mitologis yang tidak bisa patah. Darah dewa langit tertumpah ke bumi, yang melahirkan Erinyes Furies and the Gigantes raksasa-raksasa yang penuh raja para titan, dan istrinya Rhea berkuasa atas dunia para dewa. Namun Ouranos meramalkan kejatuhan para Titan dan penghukuman yang akan mereka derita karena kejahatan mereka, bahwa salah satu anak dari Khronos akan mengalahkan mere-ka– sebuah nubuat yang digenapi oleh Zeus yang membuang kelima saudara tersebut ke dalam Tartaros. Terjadinya perang antara para Titan melawan Zeus dan kelompok-nya, yang seringkali disebut Olympians. Dalam versi lain, Khronos sendiri yang memakan lima anaknya yang pertama, dan Rhea menyelamatkan Zeus dari terkaman Khronos, ia dikebiri, Ouranos tidak pernah lagi menutupi bumi di malam hari, dan tia-da lagi kelahiran. Ia adalah langit yang dipahami oleh orang-orang Yunani kuno sebagai kubah perunggu yang ditopang oleh Atlas sang raksasa. Dalam puisi-puisi Homerik, Ouranos kadangkala menjadi nama alternatif bagi Olympus sebagai tempat kolektif dewa-dewa. Olympus hampir selalu digunakan sebagai rumah dari dewa-dewa Luke Roman dan Monica Roman, Encyclopedia of Greek and Roman Mythology New York Facts on File, 2010, 508. Michael Taft ed., Greek Gods and Goddesses New York Britannica, 2014, 120. Roman, Encyclopedia of Greek, 508. Kathleen Daly dan Marian Rengel, Greek and Roman Mythology A to Z New York Facts on File, 2004,130; Robin Hard, The Routledge Handbook of Greek Mythology London Routledge, 2004, 68. Michelle M. Houle, Gods and Goddesses in Greek Mythology Berkeley, Enslow Publisher, 2001, 30. BIA’ Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Kontekstual, Vol 3, No 1 Juni 2020 Copyright© 2020; BIA’, ISSN 2655-4666 print, 2655-4682 online 94 Olympian, namun Ouranos seringkali merujuk kepada langit alamiah yang ada di atas kita tanpa berbicara mengenai dewa-dewa, yang secara bersama tinggal di atas sana. Tahta mula-mula para dewa adalah Gunung Olympus, yang mana kemudian tradisi epik pada zaman Homer diubah menjadi ke langit, Ouranos. Ouranos menjadi sejak saat itu langit nun jauh yang menjadi tempat kediaman tidak sering muncul dalam kesenian Yunani tetapi gambaran Mesir tentang dewi langit Nut menggambarkan bagaimana ia dibayangkan raksasa, pria dengan penuh bintang dan kaki serta tangan yang panjang, berbaring di semua empat sudut, dengan ujung-ujung jari tangannya di timur jauh dan jempol kakinya di barat jauh, dan tubuhnya membentuk kubah langit. Dalam periode Romawi, ia digambarkan sebagai Aeon atau Aion, dewa waktu yang abadi, dengan bentuk seorang pria memegang roda zodiak, berdiri di atas Gaia yang berbaring Bumi.Kosmologi Yahudi Kuno Narasi Kejadian Dalam upaya revisi Alkitab Perjanjian Lama oleh LAI, salah satu usulan revisi yang menarik perhatian terkait pokok bahasan makalah ini adalah pada revisi narasi penciptaan dalam Kitab Kejadian. Kejadian 11-24, TB LAI menggunakan istilah cakrawala’ yang merupakan terjemahan dari ַ עיִק ָר raqiyah. Istilah ַ עיִק ָר secara harfiah berarti lempengen cekung’atau kubah’. LAI dalam upaya revisi Perjanjian Lama menggantinya dengan lempengan cakrawala’ ay. 7a dan kubah’ ay. 7b, 8, 14, 15, 17. Hal ini disampaikan dalam Konsultasi Nasional Revisi Alkitab Terjemahan Baru Konas TB2, 7-9 Februari 2018 di Caringin, Jawa Barat. Informasi lisan yang diterima beberapa waktu setelah Konas ini berakhir, terjemahan kubah’ ini ditolak. Nampaknya, ada semacam dialektika dalam mengusulkan istilah lempengan’ dan kubah’ dalam upaya revisi tersebut. Dialektika yang dimaksud adalah antara meng-gunakan pemahaman modern real readers terkait kosmologi atau menggunakan pema-haman kuno terkait kosmologi yang dipahami oleh masyarakat penerima asli implied readers narasi penciptaan ini. Dalam usulan revisi tersebut, berarti LAI memilih untuk mengikuti pemahaman kosmologi kuno yang dipahami masyarakat Ibrani kuno sebagai penerima penciptaan dalam Kitab Kejadian pasal 1 merupakan bagian dari pemahaman kosmologi bumi datar orang-orang Ibrani The Routledge Handbook, 80. Couprie, Heaven and Earth, 7. Brown-Driver-Briggs, dan Strong, entri ַ עי ִק ָר. LAI, Merajuk Kebersamaan dalam Sabda Konsultasi Nasional Revisi Alkitab terjemahan Baru Konas TB2 Jakarta LAI, 2018, 37, 45-47. Hal ini didiskusikan oleh Anwar Tjen, dalam Merajut Kebersamaan, 37. Untuk mendalami pokok ini, lihat John Walton, The Lost World of Genesis One Ancient Cosmology and the Origins Debate Downers Grove Intervarsity Press, 2009, 14. Asigor P. Sitanggung Pengaruh Kosmologi Bumi Datar dalam Eskatologi Alkitab Copyright© 2020; BIA’, ISSN 2655-4666 print, 2655-4682 online 95 Gambaran Umum Perjanjian Lama Perjanjian Lama memberikan gambaran matahari-bumi yang jelas merupakan sebuah gambaran dari pemahaman kosmologi bumi datar. Matahari selalu disebut terbit dari timur dan terbenam di sebelah barat di sepanjang Perjanjian Lama. Dari 164 ayat yang menyebutkan matahari, sekitar 100 ayat berbicara menyangkut matahari yang terbit dan terbenam. Dengan kata lain, matahari digambarkan oleh Perjanjian Lama sebagai benda penerang langit yang bergerak mengitari bumi. Dari semua teks itu, narasi dalam Kitab Yosua adalah yang paling menarik. Yosua 1012-13 berisikan narasi di mana Yosua berdoa meminta matahari dan bulan berhenti bergerak, dan sesuai dengan doanya, maka matahari dan bulan pun berhenti bergerak. Memahami bahwa inilah konteks pada zaman Yosua, para penafsir mengabaikan kemus-tahilan tindakan ini. Mereka umumnya memahami bahwa ini adalah tindakan yang digambarkan dalam narasi Yosua menghentikan matahari ini tentu merupakan gambaran yang jelas bukan hanya pada pengaruh besar pemahaman kosmologi bumi datar melainkan juga pemahaman tatasurya geosentris dan bukan heliosentris. Kosmologi bumi datar memang selalu berkaitan dengan pemahaman tatasurya atau lebih tepatnya, tatabumi yang geosentris. Ini menjadi semacam dua sisi satu mata uang. Kosmologi-Eskatologi dalam Perjanjian Baru Injil-injil Injil-injil sinoptik adalah injil-injil yang menceritakan biografi pelayanan Yesus dari perspektif yang sama dan menyusunnya secara kronologis. Injil-injil sinoptik adalah Markus, Matius dan Lukas. Dari ketiganya, Markus adalah injil tertua. Matius dan Lukas menggunakan Markus sebagai sumber mereka. Selain Markus, para ahli menyatakan bahwa Matius dan Lukas menggunakan sumber hipotetis untuk kisah-kisah yang tidak ada dalam Markus. Sumber hipotetis ini disebut Sumber Q dari kata Quelle’ bahasa Jerman yang berarti sumber-sumber’. Markus tidak banyak berkisah tentang akhir za-man. Satu-satunya narasi tentang eskatologi atau akhir zaman adalah Markus 13. Narasi Markus 13 ini bisa dilihat sebagai nubuat akan akhir zaman. Namun ia juga bisa dilihat sebagai suatu vaticinium ex eventu harf. nubuat setelah kejadian, yaitu bahwa Markus menyampaikan suatu kejadian yang sudah terjadi dalam bentuk sebuah narasi Matius, eskatologi atau akhir zaman dan yang terkait dengan itu dibahas lebih banyak, yaitu dibahas dalam pasal 24 dan 25. Namun pasal 24 merupakan kutipan dari Markus 13 yang kemudian disertai tambahan-tambahan. Pasal 25 adalah khas Matius. Karena tidak ada baik dalam Markus maupun dalam Lukas, maka pasal 25 dipahami sebagai bersumber dari sumber ketiga, yang seringkali disebut Sondergut M. Gordon Mitchell, Together in the Land A Reading of the book of Joshua Sheffield Sheffield Academic Press, 1993, 88. Victoria Balabanski, Eschatology in the Making Mark, Matthew and Didache Cambridge Cambridge University Press, 1997, 70-72. BIA’ Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Kontekstual, Vol 3, No 1 Juni 2020 Copyright© 2020; BIA’, ISSN 2655-4666 print, 2655-4682 online 96 Serupa dengan Matius, dalam Lukas eskatologi atau akhir zaman dan yang terkait dengan itu merupakan kutipan dari Markus yang hanya disertai tambahan-tambahan. Narasi eskatologis ini ada dalam Lukas 21. Injil Yohanes tidak membahas tentang eskatologi atau akhir zaman secara khusus dengan gamblang. Ia hanya sedikit di sana-sini menyebutkan secara tidak langsung bahwa Tuhan akan datang kembali dan membawa murid-murid-Nya ke rumah Bapa karena Ia telah menyediakan rumah di sana Yoh. 143. Selebihnya, Yohanes tidak memberikan penjelasan apapun terkait eskatologi. Karena Markus 13, Matius 24 dan Lukas 21 adalah sama, dan Markus merupakan sumber dari Matius dan Lukas untuk narasi ini, maka makalah ini hanya membahas Markus 13. Struktur Markus 13 Ayat 1-2 Nubuat keruntuhan Bait Allah di Yerusalem Ayat 3-11 Tanda-tanda kedatangan nubuat ay. 1-2 Ayat 14-23 Datangnya Sang Pembinasa Keji Ayat 24-27 Kedatangan Anak Manusia Ayat 28-31 Pelajaran dari pohon Ara Ayat 32-37 Tiada yang tahu hari atau waktunya Ayat 1 berisikan ungkapan kekaguman para murid akan Bait Suci Yerusalem. Ayat ini menunjukkan kompleks Bait Allah, dan bukan hanya Bait Allah saja, tetapi semua bagiannya, termasuk istana Imam Besar dan bangunan-bangunan lain. Ayat 2 berisikan perkataan nubuat Yesus bahwa Bait Suci tersebut akan diruntuhkan. Dikatakan bahwa tidak satupun dibiarkan satu batu terletak di atas batu lain. Semua akan diruntuhkan dan dihancurkan. Perspektif akan Konteks Markus 131-2 Sebagian ahli biblika Perjanjian Baru akan menyatakan bahwa narasi Markus 131-2 merupakan suatu Vaticinium ex eventu, yaitu narasi berbentuk nubuat yang sesung-guhnya ditulis melihat ke belakang. Atas dasar pemahaman ini, maka mereka meyakini bahwa dengan demikian Markus ditulis pada tahun 70-an. Jika melihat dari perspektif ini, maka ini bukan nubuat eskatologis atau akhir zaman. Namun sebagian ahli lain berkata bahwa narasi ini bisa juga dipahami sebagai nubuat. Argumentasinya adalah bahwa Zakharia juga, beberapa abad sebelum kelahiran Yesus sudah bernubuat akan kehancuran Yerusalem lih. Zak. 14. Atas dasar pemahaman ini, maka mereka meyakini bahwa Markus ditulis pada tahun 60-an. Bila demikian, maka ini adalah nubuat dan dapat dikategorikan sebagai nubuat eskatologis atau akhir 5-13 Jawaban Yesus Yesus kemudian memberikan jabaran akan kejadian-kejadian eskatologis, bahwa akan ada mesias-mesias palsu ay. 5-6, akan ada peperangan tetapi belum kesudahannya ay. 7, akan ada persekusi ay. 9, Injil akan diberitakan ke seluruh dunia ay. 10 dan kemudian persekusi diulangi ay. 12-13. Balabanski, Eschatology in the Making, 71-72. Asigor P. Sitanggung Pengaruh Kosmologi Bumi Datar dalam Eskatologi Alkitab Copyright© 2020; BIA’, ISSN 2655-4666 print, 2655-4682 online 97 Ayat 24-27 Kedatangan Anak Manusia Bagian ini adalah bagian apokaliptik dari Injil Markus yang menunjukkan gagasan kos-mologinya. Sesudah siksaan yang diceritakan di atas, matahari menjadi gelap dan bulan tidak bercahaya ay. 24. Kemudian bintang-bintang berjatuhan dan kuasa-kuasa langit akan goncang ay. 25. Anak Manusia datang di awan-awan ay. 26. Malaikat-malaikat datang mengumpulkan orang-orang pilihan-Nya dari segala penjuru ay. 27. Bila melihat penjabaran bagian ini, maka penjelasan bintang-bintang berjatuhan dan kuasa-kuasa langit akan goncang merupakan gambaran yang dipengaruhi oleh kos-mologi bumi datar yang dipahami baik oleh orang-orang Ibrani kuno, Mesir kuno atau-pun Yunani-Romawi kuno. Namun sebagian penafsir mengabaikan hal ini. Bintang-bintang yang dipahami sebagai dekorasi langit berjatuhan menimpa bumi ay. 25, na-mun bumi tidak hancur sama sekali, bahkan Anak Manusia digambarkan bersama para malaikat mengumpulkan orang-orang pilihan-Nya dari keempat penjuru bumi ay. 27. Membaca teks ini sebagai bagian dari gambaran pemahaman kosmologi bumi datar, maka menjadi wajar bila bintang-bintang, yang hanyalah dekorasi langit, berjatuhan me-nimpa bumi, bumi tetap ada dan banyak orang tetap hidup. Kisah para Rasul Kisah Para Rasul 16-11 menceritakan tentang kenaikan Yesus ke surga. Ayat 9 menya-takan bahwa Yesus terangkat sampai awan-awan menutupi-Nya. Ayat 10 menyatakan mereka menatap ke langit waktu Ia naik. Kehadiran dua orang berpakaian putih, yang dipahami sebagai malaikat, menegaskan bahwa Yesus terangkat ke surga. Kisah yang tentunya diyakini historis ini bercerita bahwa Yesus ke surga dengan cara terangkat ke atas, menembus awan-awan. Tentunya ini juga gambaran kosmologi bumi datar. Eskatologi dalam Surat-surat Dalam Corpus Paulinum atau Surat-surat Paulus, tidak banyak bagian yang membahas tentang eskatologi, khususnya dalam kaitan dengan kosmologi bumi datar. Dalam 1 Korintus 15, Paulus membahas tentang kebangkitan, yang dimulai dari kebangkitan Kristus, kebangkitan orang-orang mati dan kemudian kebangkitan tubuh. Namun tidak disinggung gagasan tentang kosmologi bumi datar. Dalam eskatologi 1 Korintus, kedekatan kedatangan kembali Kristus terlihat. 1 Kor. 1551 menyatakannya “Sesungguhnya aku menyatakan kepadamu suatu rahasia kita tidak akan mati semuanya, tetapi kita semuanya akan diubah…” Istilah “kita” yang digu-nakan dalam kalimat ini bagi banyak ahli yang dimaksud adalah Paulus dan jemaat 1 Cf. Timothy J. Geddert, Believer’s Church Bible Commentary Mark Scottdale Herald Press, 2001, 314, 315; W. R. Telford, The Theology of the Gospel of Mark Cambridge Cambridge University Press, 1999, 208. BIA’ Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Kontekstual, Vol 3, No 1 Juni 2020 Copyright© 2020; BIA’, ISSN 2655-4666 print, 2655-4682 online 98 Korintus serta semua orang percaya lainnya pada zaman itu. Namun ada juga yang menyatakan bahwa yang dimaksud adalah orang-orang percaya saat itu Tesalonika Surat 1 Tesalonika adalah surat yang ditulis paling awal oleh Rasul Paulus kepada jema-at di Tesalonika. Paulus menegaskan bahwa Anak Allah akan datang kembali. Ia datang dari surga di mana akan ada murka, namun para pengikut-Nya akan dihindarkan dari murka 1 Tes. 110. 1 Tes. 413-18 - Kedatangan Tuhan yang dekat accelerated coming Bagian ini berbicara tentang eskatologi dan kedatangan Tuhan Parousia. Konteks bagi-an ini adalah jemaat yang berduka tentang saudara-saudara mereka yang telah mati. Je-maat tidak tahu tentang orang-orang yang telah mati. Mungkin mereka berpikir bahwa orang-orang yang sudah mati akan lenyap begitu saja. Karenanya Paulus kemudian mengatakan bahwa orang-orang mati dikumpulkan Allah bersama-sama Dia Yesus. Ini berbeda dengan pemahaman Perjanjian Lama tentang Sheol di mana orang-orang mati dikumpulkan di dunia orang mati. Yang hidup tidak akan mati melainkan akan menga-lami kedatangan Tuhan. Nampaknya Paulus menantikan kedatangan kembali Tuhan saat ia masih hidup. Pada hari kedatangan Tuhan, malaikat berseru dan sangkakala ber-bunyi. Ia datang/turun dari surga. Orang-orang mati akan bangkit lebih dulu Perjumpaan di Angkasa Paulus menyatakan bahwa “kita yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa” 1 Tes. 45. Frasa “kita yang hidup, yang masih tinggal” ἡ μεῖ οἱ ζ͂ νε οἱ περιλειπό μενοι yang digunakan dalam teks merujuk kepada Paulus dan jemaat Tesalonika. Paulus meyakini kedatangan Tuhan akan terjadi saat ia masih hidup dan jemaat Tesalonika masih hidup. Fakta bahwa ia dipenggal mati pada tahun 64-65, menunjukkan bahwa nubuat ini tidak terjadi atau gagal. Hal ini sejajar dengan 1 Korintus 1550-52. Ada perjumpaan di angkasa antara Tuhan dan para pengikut-Nya. Berkumpul di awan-awan, di angkasa. Angkasa yang mana? Gambaran perjumpaan ini menunjukkan pengaruh kosmologi kuno bumi datar. 2 Petrus Surat ini berisikan tentang kedatangan Tuhan pada 2 Petrus 31-13. 2 Petrus 310 me-nyatakan “Tetapi hari Tuhan akan tiba seperti pencuri. Pada hari itu langit akan lenyap dengan gemuruh yang dahsyat dan unsur-unsur dunia akan hangus dalam nyala api, dan bumi dan segala yang ada di atasnya akan hilang lenyap.” Kemudian, 2 Petrus 312 menyatakan “yaitu kamu yang menantikan dan mempercepat kedatangan hari Allah. Pada hari itu langit akan binasa dalam api dan unsur-unsur dunia akan hancur karena Anthony C. Thiselton, 1 and 2 Thessalonians through the Centuries Oxford Willey & Blackwell, 2011, 117. Arthur L. Moore, New Century Bible 1 and 2 Thessalonians London Nelson, 1969, 67. Asigor P. Sitanggung Pengaruh Kosmologi Bumi Datar dalam Eskatologi Alkitab Copyright© 2020; BIA’, ISSN 2655-4666 print, 2655-4682 online 99 nyalanya.” Kelly melihatnya sebagai sebatas bencana kosmik. Apa yang dinyata-kan dalam kedua ayat tersebut, langit akan lenyap’ dan langit akan binasa dalam api’ hanya mungkin terjadi dalam pemahaman kosmologi kuno bumi yang datar. Langit di sini dipahami serupa dengan yang muncul dalam narasi penciptaan di Kitab Kejadian. Penutup Sebelum memulai bagian ini, perlu diperhatikan bahwa makalah ini tidak mengusulkan suatu bentuk rekonstruksi yang final melainkan mengajak para pembaca untuk turut memikirkannya dan bergumul bersama untuk membangun rekonstruksi bersama. Rudolf Bultmann mengatakan bahwa pernyataan dalam 1 Tesalonika 417 “kita yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa” tidak boleh dipahami secara ksomologis melain-kan secara eksistensial. Artinya, semua yang dikisahkan adalah bersifat mitologis, sehingga tidak boleh ditafsirkan secara kosmologis sebagai urutan-urutan kejadian kosmologis yang akan terjadi di masa yang akan datang. Gagasan Bultmann hadir menanggapi kritik para fisikawan sejak awal abad keduapuluh terhadap kosmologi yang dianut Gereja dan para teolognya. Walau demikian, hingga saat ini kosmologi ber-nuansa bumi datar masih memengaruhi teologi banyak berkaitan dengan argumentasi Bultmann tersebut, maka sesungguhnya Pengakuan Iman Rasuli maupun Pengakuan Iman Nicea-Konstantinopel mengakui hadirnya dunia tiga lapis, yaitu bumi, surga di mana Yesus naik, dan dunia orang mati di mana Yesus turun. Ini sesungguhnya adalah warisan pengaruh kosmologi bumi datar, yang memahami alam memiliki struktur tiga rangkap, atas ouranos, langit atau surga, tengah kosmos, bumi dan bawah Hades dunia orang mati ataupun Tartaros atau neraka. Bila ini tidak akan diubah, maka katekumen-katekumen mesti dididik bahwa ini bukanlah konteks kosmologis dalam perspektif modern melainkan konteks kosmologis pada zaman dahulu. Walaupun demikian, demitologisasi Bultmann sudah ditentang oleh banyak orang karena sebetulnya dengan demikian, jika program demitologisasi diterapkan secara konsisten, ia malah bertentangan dengan theisme; ia bertentangan dengan passio Christi, bahwa Kristus benar-benar telah mati dan bangkit. Pannenberg menentang hal ini. Baginya, divine intervention justru sangat fundamental bagi setiap pemahaman religius akan kata lain, divine intervention diyakini masih dimungkinkan untuk Kelly, A Commentary on the Epistles of Peter and Jude London A&C Black, 1969, 364. Rudolf Bultmann, New Testament Mythology, ed. Schubert M. Ogden. Philadelphia Fortress, 1984 isalnya lih. M. Davidson, “Modern Cosmology and Theologians” dalam Vistas Astronomy, vol. 1 Elservier Science, 1955 167-168. Matan Shapiro, “Brajisalem Biblical Cosmology, Power Dynamics and the Brazilian Political Imagination” dalam Ethnos Journal of Anthropology 2019, DOI Wolfhart Pannenberg, Basic Questions in Theology, vol. 3 London SCM, 1973, 68. BIA’ Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Kontekstual, Vol 3, No 1 Juni 2020 Copyright© 2020; BIA’, ISSN 2655-4666 print, 2655-4682 online 100 terjadi. Maka kombinasi dari keduanya dapat dipertimbangkan, yaitu bahwa divine intervention tetap ada, namun pemahaman kosmologi diubah. 4. Kesimpulan Karenanya upaya yang diusulkan adalah rekonstruksi atas teks-teks eskatologis tersebut. Yang pertama, adalah dekonstruksi atau membongkar terlebih dahulu teks-teks yang dibangun dalam pemahaman kosmologi bumi datar tersebut sekaligus melihat teks dalam perspektif tersebut. Kedua, rekonstruksi atau membangun ulang teks-teks tersebut, dengan menaruhnya pada konteks kini. Dengan demikian, kosmologi yang dimiliki adalah tidak lagi bumi datar melainkan bumi bulat, tidak lagi kosmosentris melainkan heliosentris, dan tidak lagi berjenjang tiga, dunia bawah-dunia tengah-dunia atas tetapi sebagai satu kesatuan. Karenanya, upaya rekonstruksi yang dapat dianjurkan kemudian adalah melakukan reinterpretasi terhadap teks-teks eskatologis yang berbasis kosmologi bumi datar, kosmosentris dan dunia tiga tingkat, dan kemudian menggantinya dengan kosmologi bumi bulat, heliosentris dan dunia yang utuh. Sebagai contoh, teks Markus 1325 menyatakan bahwa bintang-bintang akan berja-tuhan dari langit dan kuasa-kuasa langit akan guncang, tetapi bumi tetap ada ay. 27 dan tidak menjadi hancur. Dengan demikian, teks ini tidak lagi dipahami demikian dan diterima secara harfiah. Bila dipahami secara harfiah, maka sesungguhnya hal ini mustahil terjadi. Satu bintang saja matahari adalah bintang menimpa bumi, bumi pasti hancur-lebur dekonstruksi teks. Maka yang dapat digambarkan ulang adalah terja-dinya bencana alam yang besar namun tidak menghancurkan bumi rekonstruksi teks. Implikasi lain yang membuka kemungkinan penelitian selanjutnya adalah pemaha-man tentang surga dan neraka yang bersifat lokalistik. Surga yang dipahami di atas dan neraka di bawah merupakan hasil pengaruh dari kosmologi bumi datar. Ini membuka ruang untuk penelitian biblis lebih lanjut mengenai surga dan neraka dalam pembacaan kosmologi bumi bulat. Referensi Balabanski, Victoria. Eschatology in the Making Mark, Matthew and Didache Cambridge Cambridge University Press, 1997 Bultmann, Rudolf. New Testament Mythology, ed. Schubert M. Ogden. Philadelphia Fortress, 1984. Couprie, Dirk L. Heaven and Earth in Ancient Greek Mythology, New York Springer, 2011. Davidson, M. “Modern Cosmology and Theologians” dalam Vistas Astronomy, vol. 1 Elservier Science, 1955 167-168. Daly, Kathleen dan Marian Rengel, Greek and Roman Mythology A to Z, New York Facts on File. Douglas, ed. penyelia Ensiklopedia Alkitab Masa Kini jilid 1, Jakarta YKBK, 1995. Geddert, Timothy J. Believer’s Church Bible Commentary Mark, Scottdale Herald Press, 2001. Hard, Robin. The Routledge Handbook of Greek Mythology, London Routledge, 2004. Asigor P. Sitanggung Pengaruh Kosmologi Bumi Datar dalam Eskatologi Alkitab Copyright© 2020; BIA’, ISSN 2655-4666 print, 2655-4682 online 101 Houle, Michelle M. Gods and Goddesses in Greek Mythology, Berkeley, Enslow Publisher, 2001. Kelly, A Commentary on the Epistles of Peter and Jude, London A&C Black, 1969. LAI, Merajuk Kebersamaan dalam Sabda Konsultasi Nasional Revisi Alkitab Terjemahan Baru Konas TB2, Jakarta LAI, 2018. Mitchell, Gordon. Together in the Land A Reading of the Book of Joshua, Sheffield Sheffield Academic Press, 1993. Moore, Arthur L. New Century Bible 1 and 2 Thessalonians, London Nelson, 1969. Pannenberg, Wolfhart. Basic Questions in Theology, vol. 3. London SCM, 1973. Pecker, Jean-Claude. Understanding the Heavens Thirty Centuries of Astronomical Ideas from Ancient Thinking to Modern Cosmology, Berin Springer Verlag, 2001. Roman, Luke dan Monica Roman, Encyclopedia of Greek and Roman Mythology, New York Facts on File, 2010. Shapiro, Matan. “Brajisalem Biblical Cosmology, Power Dynamics and the Brazilian Political Imagination” Ethnos Journal of Anthropology 2019, DOI Taft Michael, ed., Greek Gods and Goddesses, New York Britannica, 2014. Thiselton, Anthony C. 1 and 2 Thessalonians through the Centuries, Oxford Willey & Blackwell, 2011. Walton, John. The Lost World of Genesis One Ancient Cosmology and the Origins Debate, Downers Grove Intervarsity Press, 2009. Roy Charly HP SipahutarArtikel ini adalah suatu upaya mencari makna ekoteologis dari teks penciptaan yang ada dalam Sastra Hikmat Perjanjian Lama. Subordinasi tema penciptaan dengan tema teologi lain dalam Perjanjian Lama membuatnya tidak dapat berbicara secara utuh. Demikian pula upaya yang dilakukan dalam menggali tema penciptaan biasanya hanya seputar teks dalam kitab Kejadian, hal tersebut menafikan bahwa ada bagian lain dalam Perjanjian Lama yang berbicara lantang tentang tema penciptaan ini. Oleh karena itu tulisan ini mencoba mengeksplorasi tema penciptaan dari bagian Sastra Hikmat Perjanjian Lama dengan menggunakan metode studi pustaka, meneliti sumber-sumber referensi dari penelitian yang berkaitan dengan teks terpilih dan mengimplementasikannya bagi tanggung jawab umat terhadap pemeliharaan alam. Hasil penelitian mengemukakan bahwa manusia adalah ciptaan yang bertanggung jawab menjamin keteraturan alam, hikmat Tuhan memampukan manusia untuk menjadi sahabat alam. Matan ShapiroBased on fieldwork with Brazilian neo-Pentecostal pilgrims to the Holy Land and ongoing survey of social media in this article I argue that Brazilian neo-Pentecostals increasingly imagine Brazil as a Promised Land and the Brazilian People as the People of God. Here, different substances associated with the Holy Land, the Jewish People and Jesus Christ are used to disperse in Brazil divine power, which is seen to emanate from God. This imaginary seeks to replace the hegemony of the democratic ethos of power in Brazil, which is seen to emanate bottoms-up from the Brazilian People. I associate this process with the conservative wave sweeping through the Brazilian political system and show what a Brazilian political imagination whose spiritual and moral centre is located in Biblical Jerusalem may look like. Dirk CouprieIn Miletus, about 550 together with our world-picture cosmology was born. This book tells the story. In Part One the reader is introduced in the archaic world-picture of a flat earth with the cupola of the celestial vault onto which the celestial bodies are attached. One of the subjects treated in that context is the riddle of the tilted celestial axis. This part also contains an extensive chapter on archaic astronomical instruments. Part Two shows how Anaximander 610-547 blew up this archaic world-picture and replaced it by a new one that is essentially still ours. He taught that the celestial bodies orbit at different distances and that the earth floats unsupported in space. This makes him the founding father of cosmology. Part Three discusses topics that completed the new picture described by Anaximander. Special attention is paid to the confrontation between Anaxagoras and Aristotle on the question whether the earth is flat or spherical, and on the battle between Aristotle and Heraclides Ponticus on the question whether the universe is finite or infinite. “In this book, Dirk L. Couprie presents his efforts at clarifying the views of the pioneers of theoretical cosmology. It covers the crucial period from about the middle of the sixth until the middle of the fourth century with its focus on the magnificent figure of Anaximander. The book by Dirk Couprie constitutes an important and in several respects indispensable contribution to this field.” Dmitri Panchenko St. Petersburg State UniversityPhiladelphia Fortress, 1984 30 hiseltonRudolf BultmannRudolf Bultmann, New Testament Mythology, ed. Schubert M. Ogden. Philadelphia Fortress, 1984 30 hiselton, 119.. M Isalnya LihDavidsonisalnya lih. M. Davidson, "Modern Cosmology and Theologians" dalam Vistas Astronomy, vol. 1 Elservier Science, 1955 Routledge Handbook of Greek Mythology, London RoutledgeRobin HardHard, Robin. The Routledge Handbook of Greek Mythology, London Routledge, and Goddesses in Greek MythologyMichelle M HouleHoule, Michelle M. Gods and Goddesses in Greek Mythology, Berkeley, Enslow Publisher, N D KellyKelly, A Commentary on the Epistles of Peter and Jude, London A&C Black, 1969. LAI, Merajuk Kebersamaan dalam Sabda Konsultasi Nasional Revisi Alkitab Terjemahan Baru Konas TB2, Jakarta LAI, in the Land A Reading of the Book of JoshuaGordon MitchellMitchell, Gordon. Together in the Land A Reading of the Book of Joshua, Sheffield Sheffield Academic Press, L MooreMoore, Arthur L. New Century Bible 1 and 2 Thessalonians, London Nelson, 1969. Pannenberg, Wolfhart. Basic Questions in Theology, vol. 3. London SCM, 1973. Pecker, Jean-Claude. Understanding the Heavens Thirty Centuries of Astronomical Ideas from Ancient Thinking to Modern Cosmology, Berin Springer Verlag, 2001.
Sayaakan bahas tentang bumi itu datar atau bulat menurut versi Al-Quran. Perlu di ingat juga kitab ini memiliki arti yang sangat luas tanpa batas dan bahkan bisa ditafsirkan yang beda-beda pula. "KESALAHAN AL QURAN, KEBENARAN ALKITAB BUMI DATAR ATAU BULAT? (membantah klaim Zakir Naik)" Bumi seperti bulat telur ayatnya (QS.An - Naazi
Nama Lakotani, Billy Aaron Seminar Science and Religion Apakah teori 'bumi datar' flat earth itu Alkitabiah? Pengertian bumi datar Kita akan membahas beberapa ayat yang digunakan didalam video "ternyata bumi DATAR" Ayat pertama didalam video "Ternyata Bumi DATAR 6 Kenapa Berbohong tentang Space Program NASA Hollywood " didalam video dengan durasi waktu 1130 mengutip ayat alkitab didalam Kejadian 17 Maka Allah menjadikan cakrawala KJV Firmament dan Ia memisahkan air yang ada di bawah cakrawala itu dari air yang ada di atasnya. Dan jadilah demikian. Didalam Video itu dikatakan bahwa "Prof. Auguste Piccard mencapai kubah bumi, the firmament, bahasa Alkitab taurat terjemahan King James". Maka Allah menjadikan cakrawala KJV Firmament dan Ia memisahkan air yang ada di bawah cakrawala itu dari air yang ada di atasnya. Dan jadilah demikian. Mari kita melihat apa komentar para ahli mengenai kata Firmament didalam Kejadian 16-8 Pada hari kedua, Allah membuat cakrawala...
Keterkaitanantara teori Bumi datar dengan Alkitab ditegaskan Rowbotham dalam sebuah leaflet berjudul The Inconsistency of Modern Astronomy and Its Opposition To The Scriptures!! yang diterbitkannya belakangan. Dalam leaflet itu ia berpendapat, "Alkitab, bersama-sama dengan indra kita, mendukung ide bahwa Bumi berbentuk datar dan tidak Ada sebuah mitos populer yang menyebutkan kalau pelayaran Christopher Columbus pada tahun 1492 bertujuan untuk membuktikan kalau Bumi itu bulat. Bagaimanapun, mitos ini berkaitan dengan miskonsepsi sejarah lainnya tentang orang-orang Abad Pertengahan yang dianggap "kurang berpendidikan" daripada orang-orang yang hidup pada masa kenyataannya, orang Yunani, Romawi, dan Eropa Abad Pertengahan yang terpelajar tahu kalau Bumi itu bulat. Penulis Kristen Abad Pertengahan menjelaskan kalau Bumi itu seperti bola. Bahkan, para pelaut yang buta huruf pun tidak percaya kalau Bumi itu datar karena alasan yang sederhana. Lantas, dari mana asalnya mitos tersebut?Artikel ini akan membahas salah satu miskonsepsi terkenal ini. Berikut Pertama-tama, Columbus tidak membuktikan kalau Bumi itu berabad-abad, para ilmuwan dan ahli matematika sudah tahu kalau bentuk Bumi itu bulat. Mereka melakukan eksperimen berdasarkan panjang bayangan, naik turunnya matahari, dan titik hilang kapal. Pada 1492, atau selama puncak Renaisans, orang-orang terpelajar sangat yakin kalau Bumi itu Christopher Columbus tidak pernah berusaha untuk menyangkal teori Bumi datar. Faktanya, seperti dijelaskan oleh History, Columbus lebih tertarik pada harta yang ada di Dunia Baru alih-alih membuat sebuah "penelitian ilmiah" sepanjang perjalanannya. Pada 1492, tahun yang sama ketika Columbus sampai ke Amerika Tengah, seorang ahli geografi Jerman bernama Martin Behaim menciptakan sebuah globe yang menggambarkan bentuk Bumi. Disebut Erdapfel atau "Apel Bumi," globe buatan Behaim telah menampilkan benua Eropa, Asia, dan Afrika yang dikelilingi secara historis, Behaim bukanlah orang pertama yang membuat globe. Globe atau bola dunia pertama diketahui berasal dari abad ke-2 SM, yang dibuat oleh seorang filsuf Yunani bernama Crates of Setiap pemikir penting di Abad Pertengahan menyatakan kalau Bumi itu Yunani yang hidup selama abad ke-6 SM tahu kalau Bumi itu bulat. Filsuf seperti Pythagoras, Aristoteles, dan Euclid juga menulis kalau Bumi itu bulat. Beberapa sarjana Abad Pertengahan bahkan menulis kalau Bumi adalah sebuah bola. Klaim ini tertulis jelas pada buku Johannes de Sacrobosco yang berjudul De Sphaera Mundi atau "Bola Dunia."Tak hanya para astronom di akhir Abad Pertengahan, para penulis Kristen awal juga menggambarkan Bumi layaknya sebuah bola. Dalam tulisannya, St. Venerable Bede menyatakan kalau bentuk Bumi adalah bulat dan klaim itu dibenarkan oleh kitab bentuk Bumi tidak menjadi perhatian utama dari banyak penulis Kristen awal. St. Augustine misalnya, yang menganggap kalau perdebatan tentang bentuk Bumi bukanlah sebuah perbincangan yang kritis. Bagi Augustine, tidak ada untungnya membicarakan topik semacam itu, terutama bagi mereka yang fokus mencari Ptolemy menulis "Geographia" berdasarkan bentuk Bumi yang bulat abad ke-2 M, Ptolemy menulis Geographia, sebuah karya ilmiah yang dibuat atas ilmu pengetahuan Yunani yang menyebutkan kalau Bumi itu bulat. Satu-satunya masalah besar yang harus ditangani Ptolemeus adalah cara untuk menggambarkan bentuk Bumi yang bulat di atas kertas yang pun mempopulerkan penggunaan lintang dan bujur sebagai metode untuk mematok beberapa titik di permukaan Bumi yang bulat. Pada masa itu, dia telah menggunakan sistem proyeksi berbasis matematika untuk membuat peta dunia. Karya Ptolemy tetap populer selama berabad-abad hingga Zaman Eratosthenes sudah menghitung keliling Bumi pada abad ke-3 SM yang mengejutkan adalah bahwa orang Eropa sudah mengetahui kalau Bumi itu bulat sejak ribuan tahun yang lalu. Mengutip dari National Geographic, pada tahun 240 SM seorang ilmuwan Yunani bernama Eratosthenes dari Kirene mengukur keliling Bumi menggunakan sudut bayangan pada jam matahari di kota Alexandria, pengukurannya, Eratosthenes memperkirakan kalau Bumi memiliki keliling sekitar mil. Perhitungan Eratosthenes sangat dekat dengan jarak sebenarnya yang diukur di zaman modern, yaitu mil atau Karya-karya astronom Muslim pada Abad Pertengahan dibangun di atas "Geographia" Zaman Keemasan Islam, para filsuf Muslim mulai menghidupkan kembali ilmu pengetahuan Yunani kuno yang "ditinggalkan" oleh orang-orang Eropa. Sejak abad ke-8, para astronom Muslim sudah mengamati bintang-bintang dan membuat perhitungan dari observatorium majalah Astronomy, para astronom Muslim memakai karya Ptolemeus, Geographia, untuk menghitung presesi Bumi. Jelas sekali kalau mereka sudah tahu kalau bentuk Bumi itu bulat berdasarkan pengamatan mereka pada saat itu. Baca Juga 5 Hal Besar yang Akan Terjadi Jika Bumi Berbentuk Datar, Agak Ngeri! 6. Sebuah peta dari Abad ke-15 menunjukkan bentuk Bumi yang Jeffrey Burton Russell membahas mitos Bumi datar di Abad Pertengahan dalam bukunya yang terbit di tahun 1997. Dalam karyanya, Russell mencatat, "Dengan sedikit pengecualian yang luar biasa, tidak ada orang terpelajar dalam sejarah Peradaban Barat, dari abad ke-3 SM dan seterusnya, yang percaya kalau Bumi itu datar."Setelah para pemikir Yunani kuno menetapkan bentuk Bumi yang bulat, pengetahuan itu menyebar dan diterima oleh semua orang Yunani dan Romawi yang terpelajar. Pengetahuan itu terus bertahan sepanjang Abad tahun 1450-an, seorang biarawan Venesia bernama Fra Mauro membuat peta dunia yang memadukan pengetahuan Ptolemeus dan laporan perjalanan dari para pedagang. Peta Fra Mauro menggambarkan Bumi sebagai bola. Dia bahkan menunjukkan posisi Bumi di alam semesta yang, menurutnya, berbentuk bulat juga. 7. Bahkan, para pelaut yang buta huruf tahu kalau Bumi itu bulat orang Eropa Abad Pertengahan yang terpelajar tahu kalau Bumi itu bulat. Namun, bagaimana dengan orang yang tidak mengenyam pendidikan? Nyatanya, para pedagang dan pelaut yang buta huruf juga mengetahui bentuk Bumi yang saat itu, para pelaut selalu melihat kapal yang mendekat dari menara pengintai. Saat kapal akan berlayar ke laut lepas, lambung kapal akan tenggelam lebih dulu. Mungkin orang pertama yang mengetahui bentuk Bumi adalah para pelaut kuno, yang melihat kalau Bumi itu bulat jauh sebelum para filsuf Yunani kuno membuat teori Pencipta mitos Bumi datar adalah orang yang menciptakan kisah "Penunggang Kuda Tanpa Kepala" Irving, yang terkenal lewat karyanya The Legend of Sleepy Hollow, menyebutkan bahwa Columbus telah membuktikan kalau Bumi itu tidak datar. Pada tahun 1828, Irving menerbitkan sebuah buku berjudul The Life and Voyages of Christopher buku itu, Irving menggambarkan Columbus sebagai sosok heroik yang percaya kalau bentuk Bumi itu bulat. Dalam ceritanya, Irving membuat seorang ahli geografi Katolik berseru, "Adakah orang yang begitu bodoh, sampai percaya [pada] orang yang berjalan dengan tumit ke atas, dan kepala menunduk?"Faktanya, setiap ahli geografi di abad ke-15 tahu kalau Bumi itu bulat. Sayangnya, klaim fiksi buatan Irving terus bertahan dan dipercaya sampai saat Antoine-Jean Letronne menyebut teori Bumi datar berasal dari Abad Pertengahan untuk mendiskreditkan Gereja abad ke-19, Antoine-Jean Letronne menghembuskan desas-desus kalau orang Eropa Abad Pertengahan mengira kalau bentuk Bumi itu datar. Sebagai akademisi Prancis, Letronne adalah seorang anti-clericalis yang selalu menyerang Gereja Katolik dalam On the Cosmological Opinions of the Church Fathers, sebuah artikel yang diterbitkan pada tahun 1834, Letronne menyatakan kalau orang-orang Abad Pertengahan percaya pada teori Bumi datar karena penindasan Gereja Katolik terhadap sains. Klaim ini pun semakin memperkuat miskonsepsi tentang Abad Pertengahan sebagai "Zaman Kegelapan." Setelah membaca artikel di atas, semakin jelas kan kalau teori Bumi datar itu tidak berasal dari Abad Pertengahan. Faktanya, teori yang sering diperdebatkan pada Abad Pertengahan adalah heliosentrisme, mengingat orang-orang Eropa pada saat itu percaya dengan geosentrisme yang menempatkan Bumi sebagai pusat dari alam semesta. Baca Juga 7 Hal yang Akan Kamu Rasakan kalau Tinggal di Bumi Datar IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis. Pengalamandi "Tanah Datar" Pengalaman di dalam "Lembah" Namun kebanyakan hidup orang percaya di muka bumi dihabiskan di "Tanah Datar". Bapak/ibu yang dikasihi Tuhan, didalam Alkitab, Lembah kerap kali digunakan sebagai metafor/kiasan dari pengalaman-pengalaman negatif. Dan kita berharap pengalaman-pengalaman tersebut bisa kita Bagaimana bentuk bumi sebenarnya? Apakah bentuk bumi datar atau bulat menurut Al-Quran dan Alkitab? Dengan menyelidikinya, kita akan tahu Kitab Suci yang benar dan sesuai sains. Ajaran Al-Quran Soal Bentuk Bumi Al-Quran terjemahan Yusuf Ali menuliskan, “And the earth We have spread out like a carpet/Dan Kami telah menghamparkan bumi seperti karpet . . .”Qs 1519. Kesannya Al-Quran dan Yusuf Ali percaya bahwa bumi itu datar seperti karpet. Tafsir Jalalain bahasa Inggris menjelaskan Qs 8820 “ . . . words sutihat,laid out flat’ . . . suggests that the earth is flat . . .” Artinya, “. . . kata-kata sutihat menghamparkan’ . . . memberi kesan bahwa bumi itu datar . . .” lihat juga Tafsir Jalalyn Qs 1915, 916. Kesepakatan Para Ulama Islam “Apakah Bentuk Bumi Datar atau Bulat?” Para ulama Islam berbeda pendapat soal bentuk bumi sebenarnya. Ada yang percaya bumi itu bulat, namun tidak sedikit meyakini bahwa bumi itu datar. Al-Qurthubi memakai Qs 1519 untuk membantah bahwa bumi bulat. Katanya “Ini adalah bantahan bagi mereka yang menyangka bahwa bumi itu seperti bola.” Sheikh Abdul Aziz Ben Baz setuju dengan al-Jalalain. Beliau mengatakan bahwa “Bumi adalah datar, . . .” Dalam buku “Evidence that the Earth is Standing Still.”, Editor Islamic University of Medina, tahun 1395AH [1975 Masehi], Kota Medina, Saudi Arabia, Hal. 23. Bagaimana Bentuk Bumi Sebenarnya Bukan Masalah Akidah Menurut dr. Raehanul Bahraen, “Permasalahan apakah bumi bulat atau datar bukanlah permasalahan aqidah.” Mungkinkah ketidak-jelasan bentuk bumi, membuktikan bahwa Al-Quran bukanlah wahyu Sang Pencipta? Sebab Sang Pencipta dunia pasti tahu bentuk bumi ciptaan-Nya, bukan? Jika bentuk bumi yang kasat mata saja tidak tahu, bagaimana Al-Quran tahu tentang sorga dan keselamatan? Bentuk Bumi Sebenarnya Menurut Sains Modern Filsuf Yunani Pythagoras 570 SM dan Aristoteles 427-247 SM sudah tahu bahwa bumi itu bulat. Dengan pelayarannya, Christopher Colombus 1492, membuktikan bahwa bumi itu bulat. Galileo 1616, juga berpendapat bahwa bumi itu bulat. Pada Desember 1972, Apollo 17 memfoto bumi dari luar angkasa, dan menyebutnya “blue marble” kelereng biru. Dari luar angkasa bumi kita nampak bulat seperti kelereng biru. Jika memang Al-Quran sesuai dengan sains soal bentuk bumi, silakan mengirimkan pandangan Anda lewat email kepada kami. Bentuk Bumi Dalam Alkitab Apakah bumi bulat atau datar menurut Alkitab? Sekitar 700 tahun sM/sebelum masehi, Allah sudah mewahyukan bentuk bumi dalam Alkitab. Firman-Nya, “Dia [Allah] yang bertakhta di atas bulatan bumi yang penduduknya seperti belalang . . .” Kitab, Nabi Yesaya 4022. “Awan meliputi Dia [Allah], sehingga Ia tidak dapat melihat; Ia berjalan-jalan sepanjang lingkaran langit!” Ayub 2214. Ayat ini dengan jelas menyatakan bahwa bumi bulat. Tuhan mengamat-amati dan menyertai manusia sepanjang masa. Tidak ada yang dapat menyembunyikan diri dari-Nya. Jadi, jelas bumi bulat bukan datar menurut Alkitab. Imanilah Wahyu Allah Jadi, soal bentuk bumi, Alkitablah yang sesuai dengan sains modern. Maka kita wajib mengimani Wahyu Allah/Alkitab. Alkitab juga mengajarkan bahwa Isa Al-Masih menjamin pengampunan dosa dan hidup kekal bagi setiap orang yang percaya kepada-Nya. Maukah Anda mempelajari Wahyu Allah? [Staf Isa dan Islam – Untuk informasi lebih lanjut, silakan mendaftar untuk menerima secara cuma-cuma Buletin Mingguan “Isa dan Al-Fatihah.”] Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut Menurut Saudara mengapa Al-Quran tidak jelas menyatakan bentuk bumi sebenarnya? Al-Quran tidak tahu soal bentuk bumi, apakah itu bukti bahwa Al-Quran bukan wahyu Allah? Alasannya! Berkaitan dengan bentuk bumi menurut Alkitab dan Al-Quran, mengapa Alkitab, bukan Al-Quran yang wajib diimani? Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus. Artikel Terkait Berikut ini link-link yang berhubungan dengan artikel “Bagaimana Bentuk Bumi Sebenarnya Menurut Al-Quran dan Alkitab?” Jika Anda berminat, silahkan klik pada link-link berikut Wahyu Allah, Melalui Mimpi Atau Firman? Pantaskah Orang Islam Memperhatikan Tulisan Para Nabi? Bismilah – Intisari Al-Fatihah, Apa Intisari Wahyu Allah? 4 Alasan Kristen Menolak Al-Quran Sebagai Wahyu Allah Video Muslim Dan Nasrani – Benarkah Al-Quran Kitab Penyempurna? Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.” Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel ini, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. Atau SMS/WA ke 081281000718 Komunitasbumi datar atau flat earth menyatakan bahwa bumi ini berbentuk tidak bulat atau datar, Selain itu mereka meyakini juga bahwa bumi ini adalah merupakan pusat dari seluruh benda-benda yang ada di tata surya dan di luar angkasa sehingga pandangan yang selama ini ada di masyarakat umum yang menyatakan bahwa bumi ini mengelilingi matahari "Orang yang paling bijaksana adalah dia yang mengetahui dengan baik Alkitabnya, dan hidup sesuai dengan ajaran-ajaran kitabnya itu. Ada lebih banyak ilmu pengetahuan nyata yang akan ditemukan di dalam Alkitab, khususnya dalam kitab Kejadian, Ayub, Mazmur, Amsal, Pengkhotbah, Yesaya, dan Yehezkiel, melebihi yang dapat diperoleh dari semua Universitas dan Observatorium yang ada di dunia ini. Bulir-bulir Besar dari pengetahuan sejati tertanam di sana, tetapi hal itu perlu dicari dengan semangat penghormatan, karena "[Yahuwah] menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati" – Yakobus 46. [Guru] kita berkata- "Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, [Tuan] langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil. Ya Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu"- Matius 1125, 26." Terra Firma Earth Not a Planet, Proved from Scripture, Reason, and Fact, David Wardlaw Scott, Di bawah ini, kita akan memperhatikan beberapa poin yang telah menyebabkan WLC meyakini "Bumi Datar". Hal ini sama sekali tidak dimaksudkan untuk dijadikan sebagai sebuah daftar bukti yang lengkap. Namun, hal ini telah cukup membuktikan untuk mendorong semua orang memulai penyelidikan yang jujur pada perihal yang sangat menarik dan penting ini. Adalah tidak mudah untuk melepaskan pengontrolan seumur hidup yang dilakukan terus menerus dan propaganda yang menipu, tapi karena kasih karunia Bapa, hal itu dapat dicapai. Kami berdoa supaya anda mau meletakkan prasangka dan praduga-praduga di pintu penyelidikan dan mengambil waktu untuk mempelajari hal ini dengan pikiran terbuka dan hati yang jujur. "Kebenaran tidak pernah takut pada penyelidikan menyeluruh". David Wardlaw Scott Bersamaan dengan itu, kami mendapatkannya Pendapat bahwa Bumi adalah datar terdengar gila. Ini adalah apa yang kami pikirkan ketika untuk pertama kali kami diperkenalkan pada perihal ini. Namun karena tidak ingin menolak apa pun, tanpa penyelidikan yang menyeluruh, kami mulai sambil berdoa mempelajari masalah ini, berjanji bahwa kami akan setia kepada bukti, dan mengikutinya kemanapun itu menuntun. Setelah berminggu-minggu dan berbulan-bulan mencari tahu dengan sungguh-sungguh dan belajar dengan rajin, sekarang kami yakin dengan sangat bahwa model "bulat" dunia inilah yang gila. "Jikalau seseorang memberi jawab sebelum mendengar, itulah kebodohan dan kecelaannya". Amsal 1813 Bukti Alkitab yang mendukung Bumi Datar yang statis Bumi ini adalah statis Gemetarlah di hadapan-Nya hai segenap bumi; sungguh stabil dunia, tidak bergeser dari tempatnya. 1 Tawarikh 1630, KJV Yahuwah adalah Raja, Ia berpakaian kemegahan, Yahuwah berpakaian, berikat pinggang kekuatan. Sungguh, stabil dunia, tidak bergeser dari tempatnya. Lihat Mazmur 931. Katakanlah di antara bangsa-bangsa "Yahuwah itu Raja! Sungguh stabil dunia, tidak bergeser dari tempatnya. Ia akan mengadili bangsa-bangsa dalam kebenaran. Lihat Mazmur 9610. Pujilah Yahuwah, hai jiwaku! Yahuwah, Elohimku, Engkau sangat besar! Engkau yang berpakaian keagungan dan semarak. . . . Yang telah mendasarkan bumi di atas tumpuannya, sehingga takkan goyang untuk seterusnya dan selamanya. Lihat Mazmur 1041, 5. Bumi dan benda-benda langit tertutup oleh cakrawala Berfirmanlah Elohim "Jadilah cakrawala di tengah segala air untuk memisahkan air dari air." Maka Elohim menjadikan cakrawala dan Ia memisahkan air yang ada di bawah cakrawala itu dari air yang ada di atasnya. Dan jadilah demikian. Lalu Elohim menamai cakrawala itu langit. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari kedua. Lihat Kejadian 16-8. Di sini, kita menemukan bahwa Yahuwah menciptakan hamparan langit dengan memisahkan "air yang ada di bawah cakrawala itu dari air yang ada di atasnya". Ini sudah sangat jelas; ada air di bawah cakrawala dan juga ada di atas cakrawala. Pujilah Dia, hai langit yang mengatasi segala langit, hai air yang di atas langit! Mazmur 1484, KJV Berdasarkan Kejadian 16-8, ada air di bawah cakrawala dan juga ada di atas cakrawala. Kata yang diterjemahkan sebagai "cakrawala" di sini adalah H7549 H7549 - râqı̂ya‛ Definisi kamus BDB 1 permukaan yang dikembangkan padat, hamparan, cakrawala 1a hamparan datar sebagai dasar, penyokong 1b cakrawala kubah langit yang menyokong air yang ada di atas 1b1 diyakini oleh orang Ibrani sebagai sesuatu yang padat dan menyokong 'air' yang ada di atas Perhatikan pengakuan BDB bahwa cakrawala mengacu pada "kubah langit yang menyokong air yang ada di atas," dan menambahkan bahwa itu "diyakini oleh orang Ibrani sebagai sesuatu yang padat dan menyokong 'air' yang ada di atas". Akar dari H7549 râqı̂ya‛ adalah H7554 râqa‛, yang didefinisikan oleh konkordansi Strong sebagai "Sebuah akar kuno; melantak bumi sebagai tanda semangat; dengan analogi untuk memperluas dengan melantak; dengan membuatnya berlapis dengan lembaran tipis dari logam -mendetak, memperluas, menyebarluaskan kedepan, keatas, keluar, kedalam lempengan, menghentak, membentang" –Konkordansi Strong Cakrawala yang menyokong air yang ada di atasnya muncul dari akar kata padat, seperti dilantak seperti lembaran logam. Alkitab melanjutkan dengan menyatakan bahwa benda-benda langit ditempatkan di dalam cakrawala ini. Berfirmanlah Elohim "Jadilah benda-benda penerang pada cakrawala untuk memisahkan siang dari malam. Biarlah benda-benda penerang itu menjadi tanda yang menunjukkan masa-masa yang tetap dan hari-hari dan tahun-tahun, dan sebagai penerang pada cakrawala biarlah benda-benda itu menerangi bumi." Dan jadilah demikian. Maka Elohim menjadikan kedua benda penerang yang besar itu, yakni yang lebih besar untuk menguasai siang dan yang lebih kecil untuk menguasai malam, dan menjadikan juga bintang-bintang. Elohim menaruh semuanya itu di cakrawala untuk menerangi bumi, dan untuk menguasai siang dan malam, dan untuk memisahkan terang dari gelap. Elohim melihat bahwa semuanya itu baik. Lihat Kejadian 114-18. Kitab Suci mengatakan dengan bahasa yang jelas bahwa 1 Ada air di bawah cakrawala dan juga ada di atas cakrawala. Lihat Kejadian 16-8. 2 Benda-benda langit ditempatkan di dalam cakrawala. Lihat Kejadian 114-18. Cakrawala adalah sifatnya padat Pada ayat berikut ini, Elihu dalam percakapannya dengan Ayub menegaskan apa yang telah kita pelajari dari kisah Penciptaan dalam kitab Kejadian, yaitu bahwa cakrawala yang memisahkan air dan menjadi tempat benda-benda langit adalah padat. Perhatikan bahwa Elihu menggunakan H7554 râqa‛, akar kata dari cakrawala, yang berarti "dengan analogi untuk memperluas dengan melantak; dengan membuatnya berlapis dengan lembaran tipis dari logam -mendetak, memperluas, menyebarluaskan kedepan, keatas, keluar, kedalam lempengan, menghentak, membentang". Dapatkah engkau seperti Dia membentangkan [H7554 - râqa‛] cakrawala, yang keras seperti cermin tuangan? Ayub 3718, KJV Sekarang, mari kita mengkaji sebuah ayat kunci yang sering dikutip oleh mereka yang mendukung model bulat Dia yang bertakhta di atas lingkaran [H2329 - chûg] bumi yang penduduknya seperti belalang; Dia yang membentangkan langit seperti kain dan memasangnya seperti kemah kediaman. Yesaya 4022, KJV Kata yang digunakan di sini untuk menunjukkan "lingkaran" adalah H2329 chûg. Ini secara harfiah berarti lingkaran, keliling, atau kompas, dan jika diperluas dapat merujuk pada kubah langit. Kata ini tidak berarti "bola" atau "bulatan". H2329 - chûg Definisi BDB 1 lingkaran, keliling, kompas 2 BDB kubah dari langit H2329 chûg sama sekali tidak menunjuk pada sebuah bola atau bulatan. Yesaya, di bawah ilham ilahi, telah dengan sengaja menggunakan pilihan kata ini; dia tidak kekurangan kata untuk "bola", seperti yang jelas dapat dilihat dalam ayat berikut Dia pasti menggulung engkau keras-keras dan menggulingkan engkau seperti sebuah bola [H1754 - dûr] ke tanah yang luas. . . Yesaya 2218, KJV Yesaya, ketika mengacu pada sebuah bola menulis H1754 dûr bukan H2329 chûg. Keduanya adalah pernyataan yang bersifat khusus. Adalah penting untuk dicatat di sini bahwa H2329 chûg dapat merujuk pada "kubah langit" yang, dalam konteks, tampaknya paling cocok digunakan dalam penggunaannya dalam ayat ini. Mari kita lihat kembali Dia yang bertakhta di atas lingkaran [H2329 - chûg] bumi yang penduduknya seperti belalang; Dia yang membentangkan langit [H8064 - shâmayim] seperti kain dan memasangnya seperti kemah kediaman. Yesaya 4022, KJV Ayat ini mengatakan bahwa Yahuwah bertakhta di atas kubah langit di atas Bumi1 dan bahwa dari sudut pandang-Nya, penghuni bumi nampak seperti belalang. Yahuwah, tentu saja, adalah Pribadi yang Mahahadir dan tidak perlu membelalakkan mata-Nya untuk melihat para penduduk bumi, tapi gambaran yang Yesaya lukiskan sudah sangat jelas. Ayat ini juga memberitahu kita bahwa Yahuwah membentangkan langit [H8064 - shâmayim] seperti sebuah "kain tirai" dan mengembangkannya seperti sebuah "tenda". Kata yang digunakan di sini untuk menunjukkan "langit" adalah kata yang sama yang digunakan dalam kitab Kejadian untuk mengidentifikasi cakrawala Lalu Elohim menamai cakrawala [H7549 - râqı̂ya‛] itu langit [H8064 - shâmayim]. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari kedua.. Lihat Kejadian 18. Apa yang Yesaya sampaikan kemudian adalah bahwa Bapa Yahuwah bertakhta di atas atau berada di atas cakrawala yang membentang di atas bumi seperti sebuah tenda. Kitab Suci secara berkesinambungan mengatakan bahwa Yahuwah membentangkan langit, atau shâmayim Mazmur 1042, Ayub 98, Yes. 4022; 425; 4424; 4512; 5113, Yer. 1012; 5115, Zak. 121. Yesaya memberitahukan kepada kita bahwa Bapa Yahuwah bertakhta di atas atau berada di atas cakrawala yang Dia bentangkan di atas Bumi seperti “sebuah tirai” atau “sebuah tenda”. Lihat Yesaya 4022. Analogi ini tidak akan masuk akal di dalam konteks bumi yang bulat. Elifas, dalam kitab Ayub, setuju dengan penafsiran ini, karena ia mengatakan bahwa Yahuwah berjalan pada chûg H2329, kata yang sama yang digunakan oleh Yesaya untuk menunjukkan kubah langit Terjemahan langsung Green dari Ayub 2214 – “dan di kubah [H2329] – langit [H8064] – Dia berjalan-jalan” Awan meliputi Dia, sehingga Ia tidak dapat melihat; Ia berjalan-jalan sepanjang lingkaran [H2329 - chûg] langit [H8064 - shâmayim]. Ayub 2214, KJV Elifas jelas percaya bahwa Yahuwah berdiam [tinggal] di puncak cakrawala. Bukankah Elohim bersemayam di langit [H8064 - shâmayim] yang tinggi? Lihatlah bintang-bintang yang tertinggi, betapa tingginya! Lihat Ayub 2212. Salomo, dalam komentarnya pada kisah Penciptaan, memperkuat apa yang telah kita pelajari sejauh ini dari pena Musa, Yesaya, dan penulis kitab Ayub Ketika Ia mempersiapkan langit [H8064 - shâmayim], aku di sana, ketika Ia menggaris kaki langit [H2329 - chûg] pada permukaan air samudera raya, ketika Ia menetapkan awan-awan di atas, dan mata air samudera raya meluap dengan deras, ketika Ia menentukan batas kepada laut, supaya air jangan melanggar titah-Nya, dan ketika Ia menetapkan dasar-dasar bumi. Amsal 827-29, KJV Di sini, sekali lagi, kita menemukan kata yang sama yang digunakan untuk mengidentifikasi cakrawala, atau langit chûg H2329 "Pujilah Dia, hai matahari dan bulan, pujilah Dia, hai segala bintang terang! Pujilah Dia, hai langit yang mengatasi segala langit, hai air yang di atas langit! . . . sebab hanya nama-Nya saja yang tinggi luhur, keagungan-Nya mengatasi bumi dan langit". Mazmur 1483-4, 13. Salomo, pada ayat di atas, menyampaikan ulang apa yang Yahuwah lakukan selama minggu Penciptaan Lihat Kejadian 1 2. Secara konteks, tampak bahwa Salomo sedang berbicara secara khusus tentang di mana cakrawala secara fisik bersandar pada permukaan air samudera raya, karena ia mengatakan dengan jelas setelah membicarakan tentang persiapan langit [H8064 - shâmayim] ketika chûg H2329 ditetapkan "pada permukaan air samudera raya". Penafsiran lain yang sangat wajar adalah bahwa Salomo, di sini, mengacu pada lingkaran luar es yang dibentuk oleh Yahuwah mengandung lautan, karena ia melanjutkan dengan mengatakan bahwa Dia menentukan batas kepada laut, supaya air jangan melanggar titah-Nya, dan ketika Ia menetapkan dasar-dasar bumi. Amsal 829, KJV Terlepas dari penafsiran mana dari salah satu ini yang dipegang oleh seseorang, satu hal yang pasti tidak ada satupun bagian yang mengisyaratkan bahwa bumi adalah sesuatu yang bulat. Semua referensi Alkitab yang dikaji sejauh ini dengan tidak terbantahkan menggambarkan sebuah bumi datar yang tertutup oleh cakrawala di langit. Mari kita mengkaji penglihatan yang paling luar biasa yang dicatat oleh Nabi Yehezkiel Pada tahun ketiga puluh, dalam bulan yang keempat, pada tanggal lima bulan itu, ketika aku bersama-sama dengan para buangan berada di tepi sungai Kebar, terbukalah langit [H8064 - shâmayim]dan aku melihat penglihatan-penglihatan tentang Elohim . . . . Lalu aku melihat, sungguh, angin badai bertiup dari utara, dan membawa segumpal awan yang besar dengan api yang berkilat-kilat dan awan itu dikelilingi oleh sinar; di dalam, di tengah-tengah api itu kelihatan seperti suasa mengkilat. Dan di tengah-tengah itu juga ada yang menyerupai empat makhluk hidup . . . . Di atas kepala makhluk-makhluk hidup itu ada yang menyerupai cakrawala [H7549 - râqı̂ya‛], yang kelihatan seperti kristal es yang mendahsyatkan, terbentang di atas kepala mereka. Dan di bawah cakrawala [H7549 - râqı̂ya‛] itu sayap mereka dikembangkan lurus, yang satu menyinggung yang lain; dan masing-masing mempunyai sepasang sayap yang menutupi badan mereka. Kalau mereka berjalan, aku mendengar suara sayapnya seperti suara air terjun yang menderu, seperti suara Yang Mahakuasa, seperti keributan laskar yang besar; kalau mereka berhenti, sayapnya dibiarkan terkulai. Maka kedengaranlah suara dari atas cakrawala [H7549 - râqı̂ya‛] yang ada di atas kepala mereka; kalau mereka berhenti, sayapnya dibiarkan terkulai. Di atas cakrawala [H7549 - râqı̂ya‛] yang ada di atas kepala mereka ada menyerupai takhta yang kelihatannya seperti permata lazurit; dan di atas yang menyerupai takhta itu ada yang kelihatan seperti rupa manusia. Dari yang menyerupai pinggangnya sampai ke atas aku lihat seperti suasa mengkilat dan seperti api yang ditudungi sekelilingnya; dan dari yang menyerupai pinggangnya sampai ke bawah aku lihat seperti api yang dikelilingi sinar. Seperti busur pelangi, yang terlihat pada musim hujan di awan-awan, demikianlah kelihatan sinar yang mengelilinginya. Begitulah kelihatan gambar kemuliaan Yahuwah. Tatkala aku melihatnya aku sembah sujud, lalu kudengar suara Dia yang berfirman. Lihat Yehezkiel 11,4,5,22-28. Di sini, Yehezkiel memberitahu kita 1. Langit [H8064 - shâmayim] dibuka. Lihat Yehezkiel 11. 2. Angin badai, awan besar, dengan api yang berkilat-kilat di dalamnya datang dari arah utara. Lihat Yehezkiel 14. Kata "utara", secara konteks di sini, tampaknya untuk menunjuk pada puncak langit, yang dibuka untuk dia. Ayub selaras dengan pemahaman ini "Dia membentangkan utara di atas kekosongan..." Lihat Ayub 267 3. Dari dalam angin badai berapi ini keluar empat makhluk hidup. Lihat Yehezkiel 15. 4. Setelah makhluk-makhluk itu tampil, Yehezkiel melihat cakrawala [H7549 - râqı̂ya‛] "terbentang di atas kepala mereka". Yehezkiel menyamakan cakrawala dengan "kristal es yang mengerikan". Lihat Yehezkiel 122. Kata yang diterjemahkan sebagai "kristal es" di sini adalah H7140 qerach yang berarti "embun beku, es, kristal es". Hal ini menunjukkan bahwa air di atas cakrawala membeku atau setidaknya nampak seperti es. Sepertinya hal ini juga yang dilihat oleh Rasul Yohanes dalam penglihatannya "Di hadapan takhta itu ada lautan kaca bagaikan kristal; di tengah-tengah takhta itu dan di sekelilingnya ada empat makhluk penuh dengan mata, di sebelah muka dan di sebelah belakang". Wahyu 46. Kata Yunani yang diterjemahkan sebagai "kristal es" di sini adalah krustallos G2930, kata yang "digunakan dalam bahasa Yunani kuno untuk es". Vincent’s Word Studies. Banyak lagi yang bisa dikatakan tentang hal ini, tetapi bukan dalam lingkup penelitian ini untuk menggali lebih jauh ke dalam tambang emas khusus ini. 5. Sebuah suara berbicara dari cakrawala [H7549 - râqı̂ya‛] yang ada di atas mereka kepada makhluk-makhluk itu. Lihat Yehezkiel 125. 6. Yehezkiel memandang Yahuwah di atas takhta-Nya di atas cakrawala [H7549 - râqı̂ya‛]. Lihat Yehezkiel 126-28. Yehezkiel, di sini, telah melukiskan gambaran yang sangat jelas tentang Yahuwah yang bertakhta dalam kemuliaan di atas takhta-Nya di atas cakrawala, yang tampak baginya seperti kristal es. Nabi menegaskan gambaran ini lagi dalam penglihatan yang lain Lalu aku melihat, sungguh, di atas cakrawala [H7549 - râqı̂ya‛] yang di atas kepala kerub tampak di atas mereka sesuatu yang menyerupai takhta, yang seperti permata lazurit kelihatannya. Yehezkiel 101 Yesaya, Elifas, Elihu, dan Yehezkiel semua setuju bahwa Yahuwah bertakhta di atas cakrawala yang padat. Tampaknya bahwa Bumi ini dalam arti yang sebenarnya adalah tumpuan kaki Yahuwah Beginilah firman Yahuwah Langit [H8064 - shâmayim] adalah takhta-Ku dan bumi adalah tumpuan kaki-Ku; rumah apakah yang akan kamu dirikan bagi-Ku, dan tempat apakah yang akan menjadi perhentian-Ku? Lihat Yesaya 661. Bumi itu datar Dalam kitab Ayub, kita menemukan monolog yang sangat menarik dan penuh wawasan. Dalam pasal 38, Yahuwah menampakkan diri kepada Ayub dan mulai bertanya kepadanya. Salah satu dari pertanyaan ini secara khusus berkaitan dengan penelitian ini Apakah engkau mengerti luasnya [H7338 - rachab] bumi? Nyatakanlah, kalau engkau tahu semuanya itu. Ayub 3818, KJV Kata, luasnya, di sini adalah rachab H7338, yang berarti "luas, hamparan luas atau lebar." Kamus BDB. Ini tampaknya seperti sebuah pertanyaan sah yang sempurna pada Bumi yang datar. Namun, tidak masuk akal sama sekali, dalam konteks bumi yang bulat. Dalam Kitab Daniel, rincian dari mimpi nubuatan Nebukadnezar menunjukkan bahwa bumi itu datar Adapun penglihatan yang kudapat di tempat tidurku itu, demikian di tengah-tengah bumi ada sebatang pohon yang sangat tinggi; pohon itu bertambah besar dan kuat, tingginya sampai ke langit, dan dapat dilihat sampai ke ujung seluruh bumi. Daniel 410-11, KJV Nebukadnezar mengatakan bahwa ia memimpikan sebuah pohon yang tumbuh begitu tinggi sehingga pohon itu dapat "dilihat sampai ke ujung seluruh bumi". Walaupun ini hanyalah sebuah mimpi, namun masih tetap menjadi indikasi dari bumi yang datar, karena hanya pada bentuk bumi yang datar hal ini akan menjadi mungkin. Konsep ini akan menjadi sebuah ucapan yang mustahil pada model yang bulat. Sekarang, mari kita melihat pada beberapa penjabaran mulia mengenai kembalinya Sang Juruselamat kita yang penuh kasih Maka aku melihat, ketika Anak Domba itu membuka meterai yang keenam, sesungguhnya terjadilah gempa bumi yang dahsyat dan matahari menjadi hitam bagaikan karung rambut dan bulan menjadi merah seluruhnya bagaikan darah. Dan bintang-bintang di langit berjatuhan ke atas bumi bagaikan pohon ara menggugurkan buah-buahnya yang mentah, apabila ia digoncang angin yang kencang. Maka menyusutlah langit bagaikan gulungan kitab yang digulung dan tergeserlah gunung-gunung dan pulau-pulau dari tempatnya. Dan raja-raja di bumi dan pembesar-pembesar serta perwira-perwira, dan orang-orang kaya serta orang-orang berkuasa, dan semua budak serta orang merdeka bersembunyi ke dalam gua-gua dan celah-celah batu karang di gunung. Dan mereka berkata kepada gunung-gunung dan kepada batu-batu karang itu "Runtuhlah menimpa kami dan sembunyikanlah kami terhadap Dia, yang duduk di atas takhta dan terhadap murka Anak Domba itu". Sebab sudah tiba hari besar murka mereka dan siapakah yang dapat bertahan? Wahyu 612-17, KJV Lihatlah, Ia datang dengan awan-awan dan setiap mata akan melihat Dia, juga mereka yang telah menikam Dia. Dan semua bangsa di bumi akan meratapi Dia. Ya, amin. Wahyu 17, KJV Menurut Yohanes sang Pewahyu 1. Bintang-bintang akan berjatuhan ke Bumi. Lihat Wahyu 613. Yohanes, seperti nabi-nabi lain yang menjelaskan tentang topik ini, jelas tidak percaya bahwa bintang-bintang memiliki ukuran raksasa lebih besar dari bumi yang berada jutaan mil jauhnya. Jika ini terjadi, sebagaimana yang astronomi moderen maksudkan, dampak dari satu bintang akan cukup untuk memusnahkan seluruh bumi. Perhatikan juga bahwa Yohanes mengatakan bintang-bintang "jatuh" ke bumi; dia tidak mengatakan bahwa bintang-bintang meluncur ke arah Bumi. 2. Langit kemudian akan digulung seperti gulungan kitab. Lihat Wahyu 614. Hal ini sesuai dengan penggambaran di semua kitab mengenai langit yang terbentang seperti kain tirai atau tenda. Penjabaran ini akan menjadi sangat tidak masuk akal jika bumi itu bulat. 3. Semua orang di Bumi akan melihat Yahushua datang dalam kemuliaan. Lihat Wahyu 17. Ini masuk akal pada bumi datar, tapi tidak mungkin jika bumi itu bulat. 4. Orang-orang jahat yang tidak bertobat akan berusaha untuk menyembunyikan diri dari "murka Anak Domba" dan "dari hadapan Dia yang duduk di atas takhta itu". Lihat Wahyu 615-16. Ketika langit digulung kembali "seperti gulungan kitab", orang fasik akan memandang wajah-Nya yang duduk di atas takhta di atas kubah langit, atau "lingkaran [H2329 - chûg] bumi" Yes. 4033, dan akan berusaha untuk menyembunyikan diri. Kitab Suci mengatakan bahwa, pada Kedatangan Kedua Yahushua, langit akan digulung “seperti gulungan kitab yang digulung”, dan bahwa “semua mata akan melihat Dia”. Lihat Wahyu 17; 612-17. Hal itu harus membutuhkan sebuah persetujuan asumsi yang besar dan manipulasi untuk membuat ayat-ayat ini selaras dengan model bumi yang bulat. Ketika langit digulung, orang-orang fasik akan melihat Yahuwah di atas takhta-Nya, dan mereka akan berusaha untuk menyembunyikan diri dari kemuliaan kehadiran-Nya. Benda-benda langitlah yang bergerak, bukan Bumi. Lalu Yosua berbicara kepada Yahuwah pada hari Yahuwah menyerahkan orang Amori itu kepada orang Israel; ia berkata di hadapan orang Israel "Matahari, berhentilah di atas Gibeon dan engkau, bulan, di atas lembah Ayalon!" Maka berhentilah matahari dan bulanpun tidak bergerak, sampai bangsa itu membalaskan dendamnya kepada musuhnya. Bukankah hal itu telah tertulis dalam Kitab Orang Jujur? Matahari tidak bergerak di tengah langit dan lambat-lambat terbenam kira-kira sehari penuh. Lihat Yosua 1012-13. Ayat ini sudah sangat jelas "matahari tidak bergerak ditengah langit". Yosua memerintahkan matahari dan bulan untuk berhenti di langit. Dia tidak memerintahkan bumi untuk berhenti berputar. Sebagai para pelajar Alkitab yang jujur, kita harus mengakui kejelasan ayat ini. Yahuwah mengharamkan kita memutarbalik Kitab Suci dengan menyetujui teori pseudo-ilmiah manusia milik Copernicus berpusat di matahari, yang bertentangan dengan Kitab Suci mulai dari kitab Kejadian. Ilmu Pasti yang dapat diuji dan diamati membenarkan fakta dari Bumi yang statis Percobaan-percobaan, dan Dugaan Efek Koriolis. Dalam kitab Yesaya, kita memiliki catatan terilhami mengenai bagaimana Yahuwah menyebabkan matahari mundur di langit, menyebabkan bayangan matahari bergerak mundur Sesungguhnya, bayang-bayang pada penunjuk matahari buatan Ahas akan Kubuat mundur ke belakang sepuluh derajat yang telah dijalaninya. Maka pada penunjuk matahari itu mataharipun mundurlah ke belakang sepuluh derajat dari jarak yang telah dijalaninya. Yesaya 388, KJV Yesaya mengatakan dalam bahasa yang jelas bahwa "matahari mundur sepuluh derajat". Tidak ada pertanyaan tentang hal itu; Yesaya percaya bahwa mataharilah yang bergerak, bukan Bumi. Yahuwah mengharamkan kita untuk membuat kesaksian para nabi tunduk kepada teori manusia penipu yang sesat. Raja Daud juga percaya bahwa mataharilah yang bergerak Yahuwah mengharamkan kita untuk membuat kesaksian para nabi tunduk kepada teori manusia penipu yang sesat. Langit menceritakan kemuliaan Elohim, dan cakrawala memberitakan pekerjaan tangan-Nya; hari meneruskan berita itu kepada hari, dan malam menyampaikan pengetahuan itu kepada malam. Tidak ada berita dan tidak ada kata, suara mereka tidak terdengar; tetapi gema mereka terpencar ke seluruh dunia, dan perkataan mereka sampai ke ujung bumi. Ia memasang kemah di langit untuk matahari, yang keluar bagaikan pengantin laki-laki yang keluar dari kamarnya, girang bagaikan pahlawan yang hendak melakukan perjalanannya. Dari ujung langit ia terbit, dan ia beredar sampai ke ujung yang lain; tidak ada yang terlindung dari panas sinarnya. Lihat Mazmur 191-6. Yahuwah mengharamkan kita untuk membuat kesaksian para nabi tunduk kepada teori manusia penipu yang sesat. Bukti Empiris mendukung Bumi datar Di bawah ini, kita secara singkat akan bersentuhan dengan beberapa bukti empiris yang mendukung Bumi Datar. Bukti-bukti ini tidak dimaksudkan untuk menjadi sebuah daftar yang lengkap. Adalah bukan tujuan kami di sini untuk menghadirkan rincian besar mengenai perihal ini, karena sudah ada sejumlah besar informasi yang tersedia secara online bagi mereka yang jujur mencari kebenaran. Jelas tidak ada kelengkungan Jika Bumi adalah sebuah bola yang memiliki lingkaran mil seperti yang diklaim oleh NASA, maka permukaan air seharusnya melengkung ke bawah 8 inci per mil dikalikan dengan kuadrat jaraknya. Ini berbanding lurus dengan penurunan jarak pandang pada tingkat ketinggian obyek yang jauh. Eksperimen yang tak terhitung jumlahnya telah dilakukan untuk menguji hal ini, tapi semua telah gagal untuk menunjukkan adanya kelengkungan. Air selalu selevel dengan sempurna. Tidak melengkung. Beberapa contoh Fakta bahwa para surveyor, teknisi, arsitek, perwira angkatan laut, dll. tidak mempertimbangkan kelengkungan bumi ketika merancang/merencanakan proyek-proyek mereka Walaupun beberapa orang mengklaim bahwa jembatan tertentu dibangun dengan kelengkungan dalam pikiran, kesalahan dari pendapat ini menjadi jelas ketika seseorang menyadari bahwa air yang ada di bawah jembatan tidak mengikuti kelengkungan jembatan itu. Air selalu menemukan levelnya sendiri; dan itu tidak pernah melengkung. Fakta bahwa pilot pesawat tidak perlu terus-menerus mencondongkan hidung pesawat mereka ke bawah untuk menjaga mereka tetap berada di ketinggian yang sama dan mencegah mereka terbang ke luar angkasa yang akan benar-benar diperlukan jika mereka terbang ratusan mil per jam pada sebuah benda bulat. Fakta bahwa sungai-sungai mengalir melalui jalur yang memiliki rintangan paling kecil, tetapi ditemukan di banyak tempat di dunia sungai mengalir ke atas dan naik melewati bermil-mil ketinggian Contoh Sungai Mississippi harus naik 11 mil sebelum mencapai Teluk Meksiko. Walaupun pernah ada pikiran bahwa kelengkungan Bumi atau air yang menyebabkan lambung kapal menghilang saat mereka melakukan perjalanan menjauh dari yang melihatnya, kita sekarang tahu bahwa ini hanya karena "hukum cara pandang". Seluruh kapal yang telah lama menghilang dari pandangan mata telanjang dapat dengan mudah didekatkan kembali dalam pandangan dengan bantuan teleskop atau alat pembesar yang serupa. Gravitasi belum pernah dibuktikan; gravitasi harus diterima dengan iman demi mendukung model bumi bulat. Gravitasi adalah sesuatu yang telah kita terima begitu saja sebagai kebenaran ketika kita masih anak-anak karena kita telah didoktrin/dicuci otaknya oleh sistem "pendidikan", namun pada kenyataannya, teori ini sangat tidak masuk akal. Apakah kita benar-benar percaya bahwa ada kekuatan magis yang disebut "gravitasi" yang begitu kuat melampaui fikiran sehingga dapat memaku seluruh lautan ke Bumi, namun tidak dapat mengatasi awan asap yang paling kecil atau bahkan serangga bersayap terkecil? Apakah kita benar-benar percaya bahwa kekuatan khayalan yang disebut "gravitasi" ini bisa membuat hujan terbalik atau menyebabkan tanaman tumbuh menyamping? ...semuanya tanpa kita menyadarinya? Kebetulan, mereka yang mempromosikan teori gravitasi juga mengatakan bahwa bumi menggelinding mil per jam, saat mengitari matahari dengan kecepatan mil per jam, dan melaju melalui alam semesta pada kecepatan mil per jam. Namun, anda tidak merasakan bahkan sedikit pun gerakan saat anda duduk di depan komputer anda membaca artikel ini. Ini tidak masuk akal. Pseudo-ilmiah moderen pada dasarnya mengatakan "Abaikan Alkitab anda, indra anda, pemikiran anda, dan semua data yang teruji, teramati dan telah berulang kali diambil... dan percayalah dengan membabi buta pada apa yang diberitahukan oleh buku cetak anda". Mereka yang memiliki kewenangan duniawi mengetahui dengan baik bahwa, "Jika anda mengatakan kebohongan yang cukup besar dan menceritakannya cukup sering, maka itu akan dipercaya". Adolf Hitler Jangan salah; Musuh memiliki sebuah agenda. Sebuah video singkat Gravitasi atau Berat Jenis? Ufuk atau kaki langit selalu muncul di depan mata pengamat bahkan ketika naik terbang dengan menggunakan pesawat pada ketinggian kaki di atas bumi. Tidak pernah ada titik di mana pengamat harus melihat ke bawah untuk menemukan ufuk dari lengkungan bulatan. Perhatikan lidah ular yang bercabang dua yang ada pada logo NASA. Ufuk atau kaki langit akan selalu terlihat datar secara sempurna. Kesulitan yang dituliskan oleh para kapten kapal yang mencoba untuk melayari “belahan bumi selatan” ketika berasumsi bahwa Bumi adalah sebuah bola bulat Jika Bumi ini bulat, garis bujur akan semakin menyempit karena anda pindah dari khatulistiwa menuju tempat yang diduga "kutub selatan". Namun, pada Bumi datar, garis bujur akan terus melebar mulai dari bagian luar Kutub Utara, yang berarti bahwa garis ini semakin melebar saat anda bergerak ke selatan. Laporan oleh para penjelajah pada tahun 1700-an dan 1800-an memperkirakan bahwa mereka telah melintasi lebih dari mil ketika mencoba untuk mengelilingi Antartika, yang sebenarnya adalah merupakan cincin es terluar di Bumi yang Datar misalnya James Cook, James Clark Ross, ekspedisi "Penantang" Inggris. Ingatlah bahwa, menurut NASA, bola dunia ini hanya memiliki lingkaran sejauh mil. Pola penerbangan yang tidak masuk akal dari pesawat komersial Sebuah video singkat Down South Fakta bahwa benda-benda yang jauh, bahkan ketika pandangan dengan mata telanjang membuat benda itu nampak berada di atas ufuk, tidak tampak menjauh dengan condong di mata para pengamat yang harus terjadi jika benda itu melewati dugaan titik kelengkungan pada Bumi bulat. Pada sebuah bola Bumi di bawah kekuatan "gravitasi", balon udara panas akan nampak condong ke belakang karena balon itu terbang ke atas langit menjauh dari pengamat, membuat bagian bawah dari keranjangnya semakin terlihat. Laporan bahwa Polaris Bintang Utara telah terlihat di arah selatan sejauh 20 derajat Lintang Selatan, namun yang diduga bintang Kutub Selatan Sigma Octantis tidak konsisten terlihat dari setiap garis bujur bahkan di khatulistiwa dan anomali-anomali rasi bintang lainnya yang dapat dilihat Pola cuaca dan arus laut lebih masuk akal di Bumi datar Peta Kesamaan Jarak Azimut Klik pada "bumi" di pojok kiri bawah dari peta yang ditampilkan di link ini untuk mendapatkan lebih banyak pilihan pandangan. Kebetulan, ini adalah peta yang sama yang digunakan oleh PBB dalam logo mereka. Fakta bahwa NASA sebuah serikat militer rahasia tidak pernah menghasilkan sebuah foto Bumi yang sebenarnya, dan terus-menerus bekerja untuk menipu... Foto dari Robert Simmon di depan “Pualam Biru”. Kredit NASA/W. Hrybyk NASA secara terbuka mengakui bahwa gambar-gambar mereka diciptakan dengan data komputer; gambar-gambar itu bukan foto. Ketika Robert Simmon, sang visualisi dan perancang dari NASA ditanya, "Apa hal paling keren yang pernah anda lakukan sebagai bagian dari pekerjaan anda di Goddard?" dia menjawab "Terakhir kali ada orang yang mengambil foto dari atas orbit Bumi rendah yang menunjukkan seluruh belahan satu sisi dari sebuah bola adalah pada tahun 1972 selama Apollo 17. Satelit-satelit pada Sistem Observasi Bumi milik NASA EOS telah dirancang untuk memberikan laporan kondisi kesehatan Bumi. Pada tahun 2002, kami akhirnya memiliki data yang cukup untuk membuat sebuah foto dari keseluruhan bumi. Jadi kami yang membuatnya. Bagian yang sulit adalah menciptakan sebuah peta datar dari permukaan bumi dengan menggunakan data satelit dalam kurun waktu empat bulan. Reto Stockli, sekarang bertugas di Kantor Meteorologi dan Klimatologi Swiss, melakukan banyak pekerjaan ini. Kemudian kami membungkuskan peta datar itu di sekeliling sebuah bola. Bagian saya adalah membentuk permukaan, awan, dan lautan untuk memenuhi harapan orang banyak tentang bagaimana Bumi terlihat dari luar angkasa. Bola itu menjadi Bola Pualam Biru yang terkenal. Saya sangat senang dengan itu tetapi tidak tahu seberapa luas itu akan tersebar. Kami tidak pernah berpikir itu akan menjadi sebuah model. Saya pasti tidak pernah berpikir bahwa saya akan menjadi "Tn. Pualam Biru". Dari saat itu kami memperbarui peta dasar dengan meningkatkan resolusi dan, pada tahun 2004, kami membuat serangkaian peta bulanan". Bagaimana gambar "pualam biru" dari Bumi diciptakan? Menurut NASA, sebuah "peta datar" diciptakan dari data yang dianggap data satelit dan kemudian dibungkuskan "di sekeliling sebuah bola". Gambar itu kemudian dipoles hingga "sesuai dengan harapan masyarakat tentang bagaimana bumi terlihat dari ruang angkasa". Celakalah orang yang menyembunyikan dalam-dalam rancangannya terhadap Yahuwah, yang pekerjaan-pekerjaannya terjadi dalam gelap sambil berkata "Siapakah yang melihat kita dan siapakah yang mengenal kita?" Betapa kamu memutarbalikkan segala sesuatu! Apakah tanah liat dapat dianggap sama seperti tukang periuk, sehingga apa yang dibuat dapat berkata tentang yang membuatnya "Bukan dia yang membuat aku"; dan apa yang dibentuk berkata tentang yang membentuknya "Ia tidak tahu apa-apa"? Lihat Yesaya 2915-16. Siapa yang anda percaya? Nabi-nabi Yahuwah atau serikat militer rahasia di NASA? Beginilah firman Yahuwah "Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada Yahuwah! Ia akan seperti semak bulus di padang belantara, ia tidak akan mengalami datangnya keadaan baik; ia akan tinggal di tanah angus di padang gurun, di negeri padang asin yang tidak berpenduduk. Diberkatilah orang yang mengandalkan Yahuwah, yang menaruh harapannya pada Yahuwah! Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah. Lihat Yeremia 175-8. Konten Terkait Yesuit & Bumi yang Bulat Induk dari Segala Konspirasi Bumi Datar Singkirkan yang Bulat! 1 Walaupun ini adalah sebuah penafsiran yang dipegang oleh banyak penafsir Alkitab, adalah mungkin pendapat yang wajar bahwa “lingkaran bumi” yang disebutkan oleh Yesaya Yes. 4022 adalah sebenarnya sebuah rujukan pada bentuk lingkaran Bumi. Hal ini sangat masuk akal. Namun nabi dengan jelas tidak mengatakan bahwa Bumi adalah bulat. .